Cita-citaku Setinggi Langit

Manusia punya cita-cita, begitu kata semua orang. Jika manusia tidak punya cita-cita sama juga dengan manusia tidak ingin hidup, tidak punya tujuan hidup.

Sederhananya saja, sebagaimana yang dijelaskan di salah satu surah alquran yang kurang lebih artinya adalah sebagai berikut: "Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku." -harap dikoreksi jika salah ^_^-. Jadi, jelas jika manusia diciptakan oleh Allah swt. itu punya tujuan yang sudah ditetapkan -beribadah kepada Allah swt.-.

Tetapi, terlepas dari penggalan ayat di atas. Saya hanya ingin bergumam sedikit melalui tulisan ini apa yang sedang menikam pikiran saya, yaitu cita-cita. Apa cita-citaku? Seperti yang tertulis di judul tulisan sederhana saya ini, adalah Cita-citaku Setinggi Langit.

Yup, memang berlebihan atau terlalu berangan-angan. Setinggi langit? Langit yang mana? Apakah tingginya langit sudah dapat diukur oleh kemampuan manusia? Entahlah..., bagi saya mungkin itu hanya pengandaian saja. Lebih kepada penyemangat diri jika cita-cita yang harus ditanamkan ke dalam diri itu harus bisa setinggi langit, begitu persepsi sederhana saya.

Namun, cita-cita itu masih terkubur di ranah waktu. Entah kapan saya sendiri dapat mewujudkan -lebih tepat menjemput- cita-cita saya itu agar bisa berbarengan, bergandengan tangan, mengarungi bahtera perjalanan hidup ini. Ya, sampai saat ini saya masih menuju kepada jalan dimana cita-cita saya sedang duduk termangu menunggu saya. Saya yakin, dia pasti senang jika saya datang dengan senyum, lapang dada, ikhlas, dan tentu saja saya menjemputnya -insya Allah- atas dasar saya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah kepada-Nya.
Cita-citaku Setinggi Langit
Ilustrasi (gambar) bersumber dari Google

Lalu cita-cita yang setinggi langit itu apa?

Hmmm..., saya belum berani untuk menuliskannya di sini sebab cita-cita saya itu masih terdampar di sebuah kertas yang ada di samping tempat saya tidur. Setidaknya, saya membaginya dengan beberapa kategori:

Pertama, cita-cita saya mengenai pendidikan. Ya..., saya ingin menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Pendidikan yang bukan hanya pendidikan, tetapi pendidikan yang sangat berarti. Pendidikan sepanjang hayat meskipun saya sendiri sudah bertekad untuk mampu melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang strata tiga.

Kedua, wiraswasta. Setiap orang pasti membutuhkan usaha agar hidupnya di dunia ini terjamin dan salah satu jalan adalah membuka usaha. Semoga saja ada kesempatan untuk menjemput cita-cita saya ini. Amin. Insya Allah.

Ketiga, selamat dunia - akhirat ^_^. Agak klasik memang, tetapi memang begitulah tujuan hidup manusia seluruhnya. Ingin selamat dunia dan di akhirat, setidaknya jika dikerucutkan pemahaman 'selamat dunia-akhirat' adalah cukup segalanya dalam hidup di dunia dan di akhirat. Untuk di dunia, cukup buat makan, minum, beli rumah, beli mobil, beli motor, beli tanah, :D dan diakhirat cukup masuk surga saja. Aamiin... ^_^.

Namun terlepas dari guyonan di atas, cita-cita yang sudah ditanamkan di dalam diri tidak akan terwujud jika tanpa dibarengi oleh hal-hal yang menjadi penunjangnya. Saya sendiri, hanya menanamkan prinsip sederhana agar cita-cita saya itu terwujud meskipun masih dalam proses, yaitu DUIT (Doa + Usaha + Ikhlas + Tawakal). Hanya itu, disamping juga meyakinkan diri jika apa yang dicita-citakan -insya Allah- akan terwujud. Amin Allahumma Amin.

So, sudahkah sobat semua memiliki cita-cita setinggi langit?

Mungkin tulisan di atas masih agak berantakan sebab salah satu cita-cita saya yang masih saya jemput dalam perjalanan adalah menjadi seorang penulis ^_^. So, harap maklum jika tulisan saya tersebut tidak enak dibaca atau pun tidak sesuai dengan selera sobat. Namun, saya sendiri sangat berharap jika ketika sobat membaca tulisan saya di atas adalah sebagai pengaminan dari cita-cita saya yang tersirat ^_^.

Salam hangat dari Zuwaily.

Belum ada Komentar untuk "Cita-citaku Setinggi Langit"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel