Pendidikan Sebagai Ilmu dan Eksistensinya

Ilmu pengetahuan sering disebut ilmu. Pengetahuan dari kata tahu yang artinya mengerti sesudah melihat, menyaksikan atau mengalami. Pengetahuan merupakan kumpulan dari banyak tahu disusun secara sistematis, berdasarkan logika dan menggunakan metode tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, hal yang demikian disebut ilmu pengetahuan. Pengetahuan tentang sesuatu disebut ilmu, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mempunyai objek atau lapangan pembahasan yang jelas sehingga dapat dipisahkan dengan objek ilmu yang lain.
2. Memiliki metode tertentu yang dapat digunakan untuk mempelajari ilmu itu sendiri.
3. Bersifat sistematis, artinya pengetahuan tersebut disusun secara runtut, sehingga mudah dipelajari.
4. Mempunyai kegunaan atau fungsi, artinya ilmu tersebut ada gunanya bagi kehidupan manusia pada umumnya.

Yang disebut eksistensi adalah keberadaan ilmu pendidikan itu sendiri di antara ilmu-ilmu yang lain. Untuk mengetahui keberadaan ilmu pendidikan di antara ilmu-ilmu yang lain, kita perlu mengetahui klasifikasi atau penggolongan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Pendidikan Sebagai Ilmu dan Eksistensinya
Ilustrasi (gambar) bersumber dari Google
Piet Sahertian menggolongkan ilmu pengetahuan menurut sistemnya, yaitu:
1. Ilmu-ilmu murni, yang berdiri sendiri, lepas dari empiri atau pengalaman, contoh: matematika.
2. Ilmu-ilmu pengalaman, berdasarkan pengalaman. Jadi, objeknya gejala kehidupan, contoh: gejala alam, gejala hidup, dan situasi pendidikan.

Ilmu-ilmu empiris dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Ilmu-ilmu alam, yang objeknya bersifat alam.
b. Ilmu-ilmu rohani, yang objeknya bersifat rohaniah, seperti; ilmu normatif, yang disusun berdasarkan norma atau tujuan yang akan dicapai dan ilmu deskriptif yang disusun berdasarkan proses terjadinya ilmu itu sendiri.

Belum ada Komentar untuk "Pendidikan Sebagai Ilmu dan Eksistensinya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel