Unsur-Unsur Dalam Bermain Drama

Bermain drama pada hakikatnya memperagakan gerak, ucapan, dan mimik mengikuti pola yang ada. Pola di dalam drama sudah ditentukan oleh naskah atau cerita.

Suatu permainan drama dapat berlangsung jika memenuhi beberapa unsur. Adapun unsur-unsur tersebut antara lain:

1. Naskah atau Cerita Drama

Naskah drama ditulis oleh penulis naskah dari bentuk cerita biasa menjadi naskah drama. Bentuk naskah drama berbeda dengan bentuk naskah cerita biasa. Isi naskah drama, biasanya terdiri atas dua bagian, yaitu narasi dan dialog.

Narasi, berupa kalimat berita, biasanya berisikan keterangan. Fungsi narasi dalam naskah drama adalah untuk memperjelas cerita sehingga mudah diperagakan. Adakalanya naskah drama sedikit sekali menggunakan narasi. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas sutradara untuk mengembangkan naskah tersebut. Narasi berfungsi untuk memberikan keterangan maka bagian ini tidak dilisankan atau tidak dibaca bersuara.

Dialog, biasanya berbentuk kalimat langsung. Dialog adalah kalimat langsung yang harus diucapkan oleh pemain sebagai ucapannya sendiri. Dalam mengucapkan dialog, setiap pemain seakan-akan tidak membaca, melainkan berbicara.

Perhatikan contoh narasi dan dialog berikut ini:
(Dalam suatu ruangan, beberapa orang sedang membicarakan kecelakaan lalu lintas)... Narasi.
"Kecelakaan seperti itu sebenarnya tidak perlu terjadi..." Dialog.

2. Tugas dan Fungsi Sutradara

Sutradara disebut juga pengatur laku. Ia bertanggung jawab atas terlaksananya permainan drama serta memimpin, mengarahkan, dan mewujudkan naskah menjadi suatu permainan drama.

Di dalam setiap latihan oleh peran, sutradara memberikan pengarahan sesuai dengan konsep yang diterapkannya. Jika terjadi kesalahan maka sutradara akan memperbaikinya sehingga benar.

Sutradara juga menunjuk dan memilih pemain yang sesuai dengan peran yang akan dimainkannya. Pegangan utama sutradara adalah naskah. Dengan demikian, sutradara terikat oleh kehendak naskah itu. Dalam hal tertentu, sutradara dapat mengubah ketentuan dalam naskah sepanjang tidak mengubah isi pokoknya. Misalnya, sutradara dapat meniadakan pemain yang dipandang tidak perlu, atau mengubah adegan di dalam ruangan menjadi di luar ruangan, dan sebagainya.
Unsur-Unsur Dalam Bermain Drama
Ilustrasi (gambar) bersumber dari Google

3. Peran Pemain

Pemain lazim pula disebut aktor (pemain pria) atau aktris (pemain wanita). Pemain adalah pemeran tokoh-tokoh cerita dalam naskah.

Setiap pemain harus menghayati peran yang akan dimainkannya. Misalnya, untuk memerankan tokoh sebagai sopir bus kota maka pemain harus mengetahui sifat dan karakter sopir bus kota, kemudian ia memerankan tokoh tersebut sebagai dirinya.

Dalam menghayati perannya, seorang pemain dapat melakukan pengamatan atau observasi. Ia bisa mempelajari bagaimana tingkah laku tokoh yang akan diperankannya. Dengan melakukan pengamatan, diharapkan ia akan dapat bermain atau berperan dengan baik.

4. Alat Pendukung dalam Bermain

Alat bermain drama sudah ditentukan di dalam naskah. Yang dimaksud alat permainan di sini adalah pelengkap di dalam permainan drama.

Alat-alat dalam drama berfungsi sebagai alat bantu agar permainan drama tampak sebagai kejadian yang sebenarnya. Misalnya, untuk membuat ruang tamu diperlukan seperangkat peralatan, seperti meja, kursi, lampu, hiasan, dan lain-lain. Dengan demikian, ruangan tersebut benar-benar tampak seperti ruang tamu. Penataan ruangan dengan berbagai peralatannya disebut dekorasi.

Belum ada Komentar untuk "Unsur-Unsur Dalam Bermain Drama"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel