tag:blogger.com,1999:blog-53320854612918857782024-03-12T13:17:47.184+07:00ZUWAILYSekadar Catatan ZuwailyAdminhttp://www.blogger.com/profile/02912362289096776807noreply@blogger.comBlogger54125tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-25433769895353546122018-07-05T11:18:00.003+07:002018-07-05T11:20:49.377+07:00Aktif Nge-Blog Lagi! - Pengalaman Berharga<div style="text-align: justify;">Sudah lama sekali saya tidak mengunjungi blog pribadi saya ini. Lebih tepatnya sudah hampir 4 tahun saya baru bisa kembali untuk membuat postingan-postingan yang sekiranya dapat bermanfaat untuk para pembaca blog ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mengapa bisa vakum sampai sedemikian lama?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya belum bisa memastikan apa penyebabnya. Mungkin satu hal yang jelas adalah... Saya mudah terpengaruh, gampang sekali terkena dengan hal-hal baru atau bosanan. Jadi, tidak konsisten dengan apa yang sudah saya lakukan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Padahal... Blog ini saya ciptakan sejak tahun 2012 dan sampai sekarang berarti sudah berumur lebih kurang 6 tahun!</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Wow!!! Waktu yang cukup lama bagi saya meski nyatanya... sangat disayangkan!</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ya... Sangat disayangkan karena blog ini terkadang diurus dan tidak diurus. Jadi, lebih banyak tidak diurusnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Oleh sebab itu, insya Allah dengan ijin-Nya saya mulai bisa aktif kembali untuk memperbaharui blog ini dengan artikel baru dan lebih fresh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan juga, template blog ini pun sudah saya rombak dengan tema yang lebih dinamis, responsive, dan mudah dibaca oleh pengunjung blog saya.</div><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhteDKGSwUf3i3KSYwkNo-2b1b5jyFW_5iFHQ7qug-YxHzdRajBom9g9jWiLaYLasrQ7vuRqGl_7GG1oN9GrSMYgj1GqYomyGjwOol0Fo6hQ2k7cthURZUC8lA4f4bGLdyw2q1zmDWQvS7t/s1600/Aktif+Ngeblog+Lagi+-+Pengalaman+Berharga.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhteDKGSwUf3i3KSYwkNo-2b1b5jyFW_5iFHQ7qug-YxHzdRajBom9g9jWiLaYLasrQ7vuRqGl_7GG1oN9GrSMYgj1GqYomyGjwOol0Fo6hQ2k7cthURZUC8lA4f4bGLdyw2q1zmDWQvS7t/s1600/Aktif+Ngeblog+Lagi+-+Pengalaman+Berharga.png" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Menjadi Full Time Blogger Sudah Menjadi Jalan Saya ^_^ (Credit Image: www.actionesia.com)</td></tr>
</tbody></table><br />
<div style="text-align: justify;"><b>Perjalanan Belum Usai</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya banyak waktu yang terbuang saat saya tidak fokus nge-Blog. Sejatinya, saya lebih banyak melakukan pekerjaan yang menurut saya tidak sesuai dengan kata hati. Padahal, nge-blog mungkin menjadi salah satu 'penghasilan' saya, namun keadaan dan kondisi membuatnya menjadi terbengkalai dan harus direlakan untuk dibiarkan begitu saja.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Banyak makna yang didapat, dari susah sampai dengan tertimpa tangga yang kesekian kalinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mungkin ini sudah jalan saya sehingga Allah menakdirkan saya untuk lebih giat lagi mengurus blog-blog saya, terutama blog pribadi saya ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Toh, disini saya masih bisa berbagi kisah, sharing pengetahuan, dan lain sebagainya ke sesama blogger maupun pembaca setia blog ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hmmm...</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mungkin nanti akan saya lanjutkan lagi tulisan ini. Kebetulan semalaman harus mengurus template blog ini agar lebih menarik dan saatnya waktunya tidur. Banyak yang ingin saya ceritakan melalui blog Zuwaily ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Terima kasih.</div>Unknownnoreply@blogger.com24tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-5979360453941478152013-10-08T20:54:00.001+07:002013-10-08T21:03:58.641+07:00Full Time Blogger<div style="text-align: justify;">
Ini adalah pilihan saya. Pilihan kehidupan saya sendiri. Ya, ketika saya harus menjatuhkan vonis untuk menjadi seorang blogger full time, mungkin banyak pihak yang akan memarah-marahi saya -terlebih orang tua-, banyak omongan yang akan membuat saya tersudut. Tapi, mau bagaimana lagi ketika saya harus konsisten dan komitmen dengan pendirian saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengajar? Itu adalah kata yang sangat terasa berat harus saya tinggalkan. Kenapa? Karena sampai detik ini sebenarnya saya masih sangat enggan untuk melepasnya, tapi karena ada beberapa problem yang sedang saya hadapi, terpaksa mengajar saya tinggalkan dulu untuk sementara. Ya, sementara dan tidak selamanya saya akan tinggalkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, menjadi nge-blog full time itu karena pelarian dari masalah yang dihadapi? Tidak juga, sudah niat saya beberapa tahun belakangan ini. Tepatnya 2012 awal yang lalu, saat saya mulai melek ngeblog dan bisnis di dunia online, terutama adsense. Saat itu susah bagi saya untuk menjadi seorang full time blogger, tuntutan orang tua masih sangat sulit untuk saya hadapi. Namun, saat ini saya berani untuk mengatakan hal itu kepada orang tua saya meski harus dikatakan mustahil oleh mereka. Tetapi, ketika saya membuktikan dengan menunjukkan gaji saya dari Google, orang tua saya hanya bisa diam dan menyerahkan keputusan kepada saya. Meski saya akui jika orang tua saya masih sangat tidak suka jika anaknya ini harus berkutat seharian di depan laptop. Tapi, saya jelaskan lagi jika tidak seharian di depan laptop, saya kan bisa juga keluar kamar dan refreshing dengan teman-teman yang lain.</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQLKBkl31j3WITaKcGrsB623_ij-X8oyN1hpYjtxn4TWLtsK57AQA" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Full Time Blogger" border="0" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQLKBkl31j3WITaKcGrsB623_ij-X8oyN1hpYjtxn4TWLtsK57AQA" title="Insya Allah Siap Menjadi Full Time Blogger" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Saya berharap dengan keputusan ini adalah jalan yang terbaik untuk saya. Jujur saja, saya ingin bisa seperti para blogger senior yang sudah lebih awal mendapatkan rezeki yang halal dari ngeblog dan saya ingin itu. Lagipula, saya adalah seorang pemalas dan tak suka jika bekerja diatur-atur oleh orang lain. Dan nge-bloglah pilihan saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bismillahirrohmanirrohim... insya Allah saya mampu menjadi seorang Full Time Blogger yang SUKSES!!! Aamiin.....</div>
Anonymousnoreply@blogger.com16tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-53421118883531554502013-09-29T01:33:00.001+07:002018-07-11T03:25:54.772+07:00Pengertian dan Langkah-Langkah Sistem Pembelajaran Plan<div style="text-align: justify;"><b>1. Pengertian Sistem Pembelajaran Plan</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">PLAN adalah singkatan dari <i>Program for Learning in Accordance with Needs</i>, yaitu semacam program belajar sesuai dengan kebutuhan. Dikembangkan sejak tahun 1966, di Amerika Serikat oleh <i>The American Institute for Research</i> (Lembaga Penelitian), bekerja sama dengan <i>The Westing House Learning Corporation</i>. Namun pada akhirnya sejak tahun 1972 dilaksanakan pengembangannya secara penuh oleh <i>The Westing House Learning Corporation</i>. Percobaan ini dilakukan dalam mata pelajaran Bahasa, Matematika, IPA, dan IPS.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Semua materi pembelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah percobaan oleh badan tersebut. Materi pembelajaran disiapkan untuk kelas 1 sampai dengan kelas 12 (sekolah menggunakan sistem komprehensif, tidak mengenal perjenjangan seperti SD, SMP, dan SMA, juga tidak mengenal penjurusan seperti di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kurikulum setiap mata pelajaran dari sejumlah TLU (<i>Teaching Learning Unit</i>), yaitu Unit Mengajar Belajar atau disingkat UMB. Kurikulum terdiri dari dua belas kelompok UMB. Setiap satu UMB terdiri dari tujuan pembelajaran beserta deskripsi materi dan metode pembelajaran yang digunakan siswa untuk mencapai tujuan itu. Program, studi yang bersifat individual terdiri dari sejumlah UMB yang dipilih berdasarkan minat, kebutuhan, dan kemampuan siswa yang mengambil program ini. Penempatan pada suatu program, dilakukan dengan bantuan UMB orientasi dan tes. Mastery yang dapat dicapai siswa pada suatu UMB didemonstrasikan dengan melalui keberhasilannya mengajarkan tes atau proyek (tugas tertulis dan semacamnya). Dalam hal ini siswa diberi kebebasan merencanakan program studi. Tugas-tugas belajar dilakukan dengan cara individual dan cara kelompok, menggunakan berbagai ragam materi pembelajaran. Untuk memonitor kemajuan siswa dan untuk mengelola penyimpanan catatan (dapat) digunakan alat komputer.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Siswa belajar dengan sistem PLAN berdasarkan kepada kecepatan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Program, yang dipelajari telah dirancang secara khusus.</div><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEKQFyUgEjSqiAEQmaYSUxBS2DS_7JTCiw6caRv9bMffbDxAmr1Ls1J1hsHnRWbBWJgcFwGUs9Hol_Fw2OSN6gMLb2LcVKVKNL2fVXhhgaqRpGdUDsulOeWcuZq6TOeMBnU-X8dLm0WBIb/s1600/Pengertian+dan+Langkah-Langkah+Sistem+Pembelajaran+Plan.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="461" data-original-width="688" height="267" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEKQFyUgEjSqiAEQmaYSUxBS2DS_7JTCiw6caRv9bMffbDxAmr1Ls1J1hsHnRWbBWJgcFwGUs9Hol_Fw2OSN6gMLb2LcVKVKNL2fVXhhgaqRpGdUDsulOeWcuZq6TOeMBnU-X8dLm0WBIb/s400/Pengertian+dan+Langkah-Langkah+Sistem+Pembelajaran+Plan.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pengertian dan Langkah-Langkah Sistem Pembelajaran Plan</td></tr>
</tbody></table><br />
<div style="text-align: justify;"><b>2. Langkah-Langkah Melaksanakan Sistem Pembelajaran Plan</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Langkah-langkah pokok dalam menggunakan atau melaksanakan sistem pembelajaran PLAN adalah sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. Pada awal tahun ajaran setiap siswa menyelesaikan serangkaian UMB yang bersifat orientasi belajar dengan sistem ini. Dengan demikian siswa dapat mengenal materi maupun prosedur belajarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. Jika orientasi telah selesai dilaksanakan, siswa memasuki berbagai kegiatan mempelajari UMB orientasi mata pelajaran yang harus dipelajarinya. UMB demikian berfungsi sebagai penempatan (placement). Dengan UMB ini siswa menentukan mata pelajaran apa akan dipelajari sesuai dengan keterampilan, minat, dan kemampuannya. Semua UMB dirancang khusus untuk membantu menempatkan siswa selagi mempersiapkan kesempatannya untuk berpartisipasi secara aktif pada program yang dipilih. Siswa diberi kebebasan untuk memutuskan apa-apa yang harus dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. Dalam proses penempatan dilakukan tes hasil belajar atau tes penempatan. Tes ini berfungsi untuk mengukur pengetahuan siswa sesuai dengan tujuan. Selanjutnya dijadikan dasar bagi siswa untuk memilih mata pelajaran yang akan dipelajari.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">d. Jika suatu program studi telah disetujui, siswa mempelajari UMB yang bersangkutan sesuai dengan kecepatannya. Program studi melibatkan berbagai materi pembelajaran dan manusia sumber. Belajar dilakukan mempergunakan materi yang sudah diperolehnya, dengan menggunakan alat audio visual aids (alat bant pandang dengar) masing-masing sehingga dapat belajar secara bebas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">e. Begitu siswa dapat menyelesaikan tiap UMB dapat diketahui tingkat kemampuannya secara tuntas terhadap tujuan melalui skor tes yang ada pada komputer, atau melalui penilaian guru.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><i>Sumber: Buku Metode Pembelajaran, karya Dra. Sumiati dan Asra, M.Ed. hal. 119-120.</i></span></div>Anonymousnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-42814586386939489392013-09-23T02:49:00.003+07:002013-09-23T02:49:35.159+07:00Pengertian Negara Menurut Para Ahli<div style="text-align: justify;">
Istilah negara sudah digunakan sejak zaman dahulu, misalnya pada zaman Yunani Kuno. Aristoteles (384 - 322 SM) dalam buku <i>Politica</i> sudah mulai merumuskan pengertian negara. Saat itu, istilah polis diartikan sebagai negara kota yang berfungsi sebagai tempat tinggal bersama warga negara dengan pemerintah dan benteng untuk menjaga keamanan dari serangan musuh. Selain itu, Plato, guru Aristoteles melihat bahwa negara timbul karena adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang beraneka ragam dan mendoorng mereka untuk bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan. Contoh nyata dari bentuk polis adalah Sparta dan Athena yang pada saat itu sudah mengenal pemerintahan dengan sistem "demokrasi langsung".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara etimologis, istilah "negara" muncul dari terjemahan bahasa asing <i>staat</i> (Belanda, Jerman) dan <i>state</i> (Inggris). Kata <i>staat</i> maupun <i>state</i> berakar dari bahasa Latin, yaitu <i>status</i> atau <i>statum</i> yang artinya menempatkan dalam keadaan berdiri, membuat berdiri, atau menempatkan. Kata <i>status</i> juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjuk pada tegak dan tetap. Sementara itu, Nicholo Machiavelli memperkenalkan istila <i>la stato</i> dalam buku <i>II Principe</i>. Ia mengartikan negara sebagai kekuasaan yang mengajarkan bagaimana raja memerintah dengan sebaik-baiknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kata "negara" yang lazim digunakan di Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta <i>nagari</i> atau <i>nagara</i> yang berarti wilayah, kota, atau penguasa. Nama-nama yang memakai kata negara biasanya hanya khusus untuk kepala negara atau orang-orang tertentu yang memegang peranan penting dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Hal ini sudah dipraktikkan pada masa Kerajaan Majapahit pada abad XIV, seperti telah tertulis dalam buku "Negara Kertagama" karangan Mpu Prapanca (1365). Dalam buku tersebut, digambarkan tentang pemerintahan Majapahit yang menghormati unsur musyawarah. Di samping itu, digambarkan pula hubungan antara Majapahit dengan negara-negara tetangga serta hubungan antardaerah dalam wilayah kekuasaan Majapahit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan hal tersebut, banyak istilah yang digunakan untuk negara. Berikut ini akan dijelaskan beberapa pengertian negara yang dikemukakan beberapa ahli kenegaraan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Prof. Nasroen</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah suatu bentuk pergaulan hidup, dan oleh sebab itu harus ditinjau secara sosiologis agar dapat dijelaskan dan dipahami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Hugo de Groot (Grotius)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara merupakan ikatan-ikatan manusia yang insaf akan arti dan panggilan hukum kodrat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Aristoteles</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara (polis) adalah persekutuan dari keluarga dan desa untuk mencapai kehidupan yang sebaik-baiknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4. George Jellineck</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang berkediaman di wilayah tertentu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>5. George Wilhelm Friedrich Hegel</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesa dari kemerdekaan individu dan kemerdekaan universal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>6. Mr. Kranenburg</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>7. Roger F. Soltau</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah alat (<i>agency</i>) atau wewenang (<i>authority</i>) yang mengatur atau mengandalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRyRL41ymcCnzPcqwV3J5B5uw0hE_NMh8wBqTjOF4_6dih2iWm4" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pengertian Negara Menurut Para Ahli" border="0" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRyRL41ymcCnzPcqwV3J5B5uw0hE_NMh8wBqTjOF4_6dih2iWm4" title="Pengertian Negara Menurut Para Ahli" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>8. Prof. R. Djokosoetono</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara ialah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>9. Prof. M. Soenarko</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu, di mana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai <i>souvereign</i> (kedaulatan).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>10. Jean Bodin</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah suatu persektuan dari keluarga-keluarga dengan segala kepentingannya yang dipimpin oleh akal dari suatu kekuasaan yang berdaulat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>11. Hans Kelsen</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah suatu susunan pergaulan hidup bersama dengan tata paksa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>12. Woodrow Wilson</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah rakyat yang terorganisasi untuk hukum dalam wilayah tertentu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>13. Logemann</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan kekuasaannya itu mengatur serta menyelenggarakan suatu masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa negara merupakan:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Organisasi kekuasaan yang teratur.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Organisasi yang mempunyai kekuasaan yang bersifat memaksa dan memonopoli.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Suatu organisasi untuk mengurus kepentingan bersama dalam masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Persekutuan yang mempunyai wilayah tertentu dan yang dilengkapi dengan alat perlengakapan negara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga bermanfaat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><i>*) Disadur dari buku pelajaran Kewarganegaraan kelas I SMA karya Aim Abdul Karim, hal. 5-7.</i></span></div>
Anonymousnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-86603591735243677492013-09-19T19:41:00.001+07:002013-09-19T19:41:05.477+07:00Unsur-Unsur Belajar<div style="text-align: justify;">
Unsur-unsur belajar sangat diperlukan dalam proses pendidikan. Terutama bagi siswa dan guru itu sendiri. Cronbach (1954) dalam nana Syaodih Sukmadinata (2007) mengemukakan adanya tujuh unsur utama dalam proses belajar, yaitu sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. <b>Tujuan</b>. Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan ini muncul untuk memenuhi suatu kebutuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. <b>Kesiapan</b>. Untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik, anak atau individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik dan psikis, kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun penguasaan pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mendasarinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. <b>Situasi</b>. Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar. Dalam situasi belajar ini terlihat tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, orang-orang yang turut bersangkut dalam kegiatan belajar, serta kondisi siswa yang belajar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. <b>Interpretasi</b>. Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan interpretasi, yaitu melihat hubungan di antara komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. <b>Respons</b>. Berpegang kepada hasil dari interpretasi apakah individu mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan maka ia memberikan respon.</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR8tfs_dm0PjCpKNyzZz1xFUOkHYNoTlETVLJL2-aXNIGTFw0rueQ" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Unsur-Unsur Belajar" border="0" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR8tfs_dm0PjCpKNyzZz1xFUOkHYNoTlETVLJL2-aXNIGTFw0rueQ" title="Unsur-Unsur Belajar" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Illustration from image Google</i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
6. <b>Konsekuensi</b>. Setiap usaha akan membawa hasil, akibat atau konsekuensi, entah itu keberhasilan ataupun kegagalan, demikian juga dengan respons atau usaha belajar siswa. Apabila siswa berhasil dalam belajarnya ia akan merasa senang, puas, dan akan lebih meningkatkan semangatnya untuk melakukan usaha-usaha belajar berikutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
7. <b>Reaksi terhadap kegagalan</b>. Selain keberhasilan, kemungkinan yang lain diperoleh siswa dalam belajar adalah kegagalan. Peristiwa ini akan menimbulkan perasaan sedih dan kecewa. Reaksi siswa terhadap kegagalan dalam belajar bisa bermacam-macam. Kegagalan bisa menurunkan semangat, tetapi bisa juga sebaliknya, kegagalan membangkitkan semangat yang berlipat ganda untuk menembus dan menutupi kegagalan tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga bermanfaat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><i>*) Kutipan langsung dari Bahan Ajar Pendidikan dan Pembelajaran karya Dra. Hj. Sri Awan Asri, M.Pd. dan Yuliwati, M.Pd. hal. 29-30</i></span></div>
Anonymousnoreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-46516164256680921302013-09-18T11:28:00.005+07:002013-09-18T11:28:58.544+07:00Ciri-Ciri Pembelajaran dalam Pendidikan<div style="text-align: justify;">
Oemar Hamalik (1999) memaparkan tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Kesalingtergantungan, antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem pemerintahan, semuanya memiliki tujuan. Sistem alami seperti: ekologi, sistem kehidupan hewan, memiliki unsur-unsur yang saling ketergantungan satu sama lain, disusun sesuai dengan rencana tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan utama sistem pembelajaran agar siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem adalah mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selanjutnya ciri-ciri pembelajaran lebih detail adalah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk siswa dalam suatu perkembangan tertentu.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode dan teknik yang direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Fokus materi ajar, terarah, dan terencana dengan baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Adanya aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungya kegiatan pembelajaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Aktor guru yang cermat dan tepat.</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan siswa dalam proporsi masing-masing.</div>
<div style="text-align: justify;">
7. Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
8. Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang menjadi kunci untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran dan guru itu sendiri. Kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dikembangkan dan diapresiasi. Mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada prinsipnya pembelajaran harus melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Identifikasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan (perumusan masalah).</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Analisis kebutuhan untuk mentransformasikannya menjadi tujuan-tujuan pembelajaran (analisis masalah).</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Merancang metode dan materi pembelajaran (pengembangan suatu pemecahan).</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Pelaksanaan pembelajaran (eksperimental).</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Menilai dan merevisi.</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTw0olSJx6jMzxyxK4yR7CE9H6DFKEWNiFQxn5GJRQd-wBY5TbNpQ" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Ciri-Ciri Pembelajaran dalam Pendidikan" border="0" src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTw0olSJx6jMzxyxK4yR7CE9H6DFKEWNiFQxn5GJRQd-wBY5TbNpQ" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Guru dapat menyusun program pembelajaran berdasarkan pandangan Skinner. Dalam menerapkan teori Skinner, guru perlu memperhatikan dua hal yang penting, yaitu (1) pemilihan stimulus yang diskriminatif; dan (2) penggunaan kekuatan. Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon pebelajar.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Adanya respon si pebelajar.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Pemerkuat pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respon si pebelajar yang baik diberi hadiah, sebaliknya, perilaku respon si pebelajar yang tidak baik diberi teguran dan atau hukuman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori <i>condisioning operan</i> sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Mempelajari keadaan kelas. Guru mencari dan menemukan perilaku siswa yang positif dan negatif, untuk diberi tindakan yang sesuai.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Membuat daftar penguat positif. Guru mencari perilaku yang lebih disukai oleh siswa, perilaku yang kena hukuman dan kegiatan luar sekolah yang dapat dijadikan penguat.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Membuat program pembelajaran. Program pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang dkehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku siswa dan evaluasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><i>*) Kutipan langsung dari Bahan Ajar Pendidikan dan Pembelajaran karya Dra. Hj. Sri Awan Asri, M.Pd. dan Yuliwati, M.Pd. Hal. 60-62.</i></span></div>
Anonymousnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-77071683480152360122013-03-29T23:16:00.001+07:002013-03-29T23:17:53.816+07:00Tujuan Pendidikan Nasional<div style="text-align: justify;">
Sebagaimana diketahui bahwa semua lembaga pendidikan formal yang ada di wilayah negara kita diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional bersumber dari falsafah negara dan bangsa Indonesia. Falsafah merupakan suatu sistem nilai yang dianut, suatu pandangan hidup bangsa. Apa yang dianggap benar dan diyakini sebagai suatu nilai yang dapat mengantarkan bangsa Indonesia menuju persatuan nasional. Oleh karenanya, Pancasila merupakan dasar dan cita-cita yang ingin dicapai dalam membina generasi muda melalui lembaga-lembaga pendidikan formal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada Bab II Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemampuan lulusan suatu jenjang pendidikan berdasarkan tujuan pendidikan nasional dapat dikelompokkan menjadi tiga:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Aspek pengetahuan (kognitif), meliputi berilmu dan cakap.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Aspek keterampilan (psikomotor), meliputi kreatif.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Aspek sikap (afektif), meliputi beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tujuan pendidikan nasional ini harus tercermin pada perencanaan pembelajaran pada semua jenjang pendidikan, sehingga dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal menjadi kemampuan untuk hidup di masyarakat dan ikut mensejahterakan masyarakat. Siswa yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang baik mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika dikaji lebih jauh makna dari tujuan pendidikan nasional itu masih bersifat umum. Keumuman itu sendiri seringkali membawa kekaburan dalam pelaksanaan. Di sini patut dipertanyakan, apa maksud dengan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap apa yang patut dimiliki manusia pembangunan yang berpancasila itu. Bagaimana mengembangkan potensi siswa. Manusia yang beriman dan bertakwa itu seperti apa. Demokrasi macam apa ingin ditanamkan, bagaimana upaya mengembangkan kreativitas, kemandirian, kecakapan, apa dimaksud dengan akhlak mulia dan berilmu. Dan bagaiman perwujudan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pertanyaan-pertanyaan di atas hanya sekedar contoh bagaimana dalamnya makna tujuan pendidikan di atas, juga bagaimana kaburnya pengertian yang terkandung di dalamnya. Untuk itu perlu dilakukan penjabaran yang lebih terperinci sehingga menjadi lebih jelas.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRKVKgMvavtmfK8LSXBjQkltO-gM2HlTQg8JNLkiHRZIKt9Ujij" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Tujuan Pendidikan Nasional" border="0" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRKVKgMvavtmfK8LSXBjQkltO-gM2HlTQg8JNLkiHRZIKt9Ujij" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi bersumber dari Google</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Mengenai tujuan pendidikan nasional, jelaslah bahwa sumber dan acuannya adalah Pancasila. Sebagaimana diketahui bahwa rumusan resmi Pancasila adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Persatuan Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rumusan Pancasila di atas adalah rumusan resmi yang berlaku. Persoalan kita adalah apakah rumusan Pancasila yang masih bersifat umum itu dapat ditafsirkan sekehendak kita masing-masing. Jika dapat, tentu akan muncul sejumlah tafsiran yang beraneka ragam. Masing-masing pihak penafsir tentu akan mempertahankan dan menganggap bahwa tafsiran yang diberikannya itu benar. Ini tentu membawa dampak terhadap pelaksanaan Pancasila itu sendiri dalam kehidupan. Termasuk dampaknya akan nyata dalam penyelenggaraan pendidikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan adanya tafsiran resmi Pancasila yang dijadikan acuan terjabar dari landasan pendidikan Pancasila, masalah kita mengenai tujuan pendidikan nasional belum selesai sampai di situ. Kita perlu membuat kajian lebih dalam tentang makna tujuan itu sehingga dapat diwujudkan dalam praktek penyelenggaraan pendidikan. Jabaran tujuan itu menghasilkan rumusan-rumusan tujuan yang lebih khusus lagi, menyangkut setiap sekolah dan perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu, sebagai arah dan hasil belajar yang diharapkan bersumber dari tujuan pendidikan nasional terdapatlah rumusan tujuan sekolah dan tujuan pembelajaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><i>*) Kutipan langsung dari Buku Perencanaan Pembelajaran karya Drs. Lukmanul Hakim M.Pd., hal. 92-93</i></span></div>
Anonymousnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-52988751488693419392013-03-28T16:17:00.000+07:002013-03-28T16:17:07.724+07:00Contoh Soal Permutasi dan Kombinasi<div style="text-align: justify;">
<b>Permutasi</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Definisi: Permutasi k unsur dari n unsur dilambangkan oleh P (n, k) dan dirumuskan sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>P (n, k) = n!/(n-k)!, dalam hal ini k< atau = n</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><u>Contoh soal:</u></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Hitunglah P (5, 2)</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Jawab:</i></div>
<div style="text-align: justify;">
P (5, 2) = 5!/(5-2)!</div>
<div style="text-align: justify;">
= 5!/3!</div>
<div style="text-align: justify;">
= 5 x 4 x <strike>3!</strike>/<strike>3!</strike></div>
<div style="text-align: justify;">
= 20</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Banyaknya bilangan yang terdiri atas 2 angka yang berbeda yang dapat disusun dari angka-angka 3, 5, dan 7?</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Jawab:</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyaknya bilangan yang terdiri atas 2 angka berbeda dan disusun dari angka-angka 3, 5, dan 7 adalah sama dengan permutasi yang terdiri atas dua unsur yang dipilih dari 3 unsur, P (3, 2)</div>
<div style="text-align: justify;">
P (3, 2) = 3!/(3-2)!</div>
<div style="text-align: justify;">
= 3!/1!</div>
<div style="text-align: justify;">
= 3 x 2 x 1!/1!</div>
<div style="text-align: justify;">
= 2 x 3</div>
<div style="text-align: justify;">
= 6</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Permutasi dengan Beberapa Elemen Sama</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Definisi: Jika dari n obyek terdapat p, q, r, ... obyek yang sama maka permutasi dari n obyek tersebut adalah <b>n!/p! q! r!</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u><b>Contoh soal:</b></u></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentukan banyaknya bilangan yang terdiri dari 6 angka yang disusun dari 2 buah angka 1, 3 buah angka 2, dan 1 buah angka 3!</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Jawab:</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyaknya bilangan yang terdiri atas 6 angka yang disusun dari 2 buah angka 1, 3 buah angka 2, dan 1 buah angka 3 adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
6!/2! 3! 1! = 60 bilangan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Permutasi Siklis</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Definisi: Permutasi siklis dari n objek adalah <b>(n-1)! cara</b>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u><b>Contoh soal:</b></u></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Empat orang siswa masuk perpustakaan sekolah. Mereka membaca di meja bundar. Berapa banyak cara agar keempat siswa dapat duduk melingkar dengan urutan yang berbeda?</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Jawab:</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyaknya cara posisi duduk 4 orang yang menghadap meja bundar adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
(4-1)! = 3! = 6 cara</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTQVjff3DCy5Ywtp1Xo30n7CHGOC_R1tGq3gX5SI023HCrtPaneGg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Contoh Soal Permutasi dan Kombinasi" border="0" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTQVjff3DCy5Ywtp1Xo30n7CHGOC_R1tGq3gX5SI023HCrtPaneGg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi bersumber dari Google</i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Kombinasi</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kombinasi k unsur dari n unsur dilambangkan oleh C (n, k) dan</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>C (n, k) = n!/(n-k)!k!, dalam hal ini k < atau = n.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u><b>Contoh soal:</b></u></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Hitunglah C (5, 2)</div>
<div style="text-align: justify;">
<i> Jawab:</i></div>
<div style="text-align: justify;">
C (5, 2) = 5!/(5-2)!2!</div>
<div style="text-align: justify;">
= 5!/3! 2!</div>
<div style="text-align: justify;">
= 5 x 4 x <strike>3!</strike>/<strike>3!</strike> 2!</div>
<div style="text-align: justify;">
= 5 x 4/2 x 1</div>
<div style="text-align: justify;">
= 20/2</div>
<div style="text-align: justify;">
= 10</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Dari 3 siswa, yaitu Budi, Rendi, dan Rema akan dibentuk pasangan ganda bulu tangkis. Berapa pasangan ganda yang dapat dibentuk dari ketiga siswa tersebut?</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Jawab:</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyaknya pasangan ganda bulu tangkis yang dapat dibentuk adalah C(3, 2)</div>
<div style="text-align: justify;">
C (3, 2) = 3!/(3-2)! 2!</div>
<div style="text-align: justify;">
= 3!/1! 2!</div>
<div style="text-align: justify;">
= 3 x <strike>2!</strike>/1! <strike>2!</strike></div>
<div style="text-align: justify;">
= 3/1</div>
<div style="text-align: justify;">
= 3</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Dalam babak penyisihan suatu turnamen, 25 pecatur satu sama lain bertanding satu kali. Banyaknya pertandingan yang terjadi adalah...</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Jawab:</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam babak penyisihan, 25 pecatur satu sama lain bertanding satu kali. Untuk menentukan banyaknya pertandingan yang terjadi digunakan kombinasi, karena tidak melihat urutannya lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
C (25, 2) = 25!/(25-2)! 2!</div>
<div style="text-align: justify;">
= 25!/23! 2!</div>
<div style="text-align: justify;">
= 25 x 24 x <strike>23!</strike>/<strike>23!</strike> 2!</div>
<div style="text-align: justify;">
= 25 x 24/ 2 x 1</div>
<div style="text-align: justify;">
= 600/2</div>
<div style="text-align: justify;">
= 300</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, mungkin hanya sampai situ saja ya Zuwaily menjelaskan permutasi dan kombinasi. Moga dapat bermanfaat. Dan sebagai latihan, ada beberapa soal buat sobat:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Perulangan tidak diperkenankan. Ada angka-angka 2, 3, 5, 6, 7, 9.</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Berapa banyak bilangan terdiri dari 3 angka dapat disusun dari angka-angka di atas?</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Berapa banyak di antara mereka (jawaban a) yang lebih kecil dari 400?</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Berapa banyak yang genap?</div>
<div style="text-align: justify;">
d. Berapa banyak yang habis dibagi 5?</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Dalam suatu ujian seorang mahasiswa harus mengerjakan 8 dari 10 soal. Berapa banyak ragam soal, bila:</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Ia harus mengerjakan sembarang nomor?</div>
<div style="text-align: justify;">
b. 3 soal pertama wajib dikerjakan?</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Paling sedikit 4 dari 5 soal pertama wajib dikerjakan?</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Di suatu perkumpulan akan dipilih perwakilan yang terdiri dari 6 orang. Calon yang tersedia terdiri dari 5 pria dan 4 wanita. Banyaknya susunan perwakilan yang dapat dibentuk jika sekurang-kurangnya terpilih 3 pria adalah...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekali lagi, semoga bermanfaat dan salam Matematika ^^.</div>
Anonymousnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-6322841696780302492013-03-27T23:21:00.001+07:002013-03-27T23:21:27.665+07:00Kriteria dan Instrumen Evaluasi<div style="text-align: justify;">
Evaluasi pembelajaran dilakukan secara terus-menerus. Untuk itu perlu terlebih dahulu ditetapkan secara jelas apa yang akan dievaluasi, dengan menggunakan acuan dan kriteria yang jelas pula.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kriteria atau aspek yang dinilai dalam pembelajaran, antara lain:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar).</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Pemilihan materi pembelajaran (sesuai dengan tujuan dan karakteristik siswa).</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Pengorganisasian materi pembelajaran (keruntutan, sistematika materi, dan kesesuaian dengan alokasi waktu).</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Pemilihan sumber atau media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik siswa).</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Kejelasan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi langkah pendahuluan, kegiatan ini, dan penutup.</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Perincian skenario atau langkah-langkah pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi atau metode dan alokasi waktu).</div>
<div style="text-align: justify;">
7. Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
8. Kelengkapan instrumen evaluasi (soal, kunci jawaban, dan pedoman penskoran).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan kriteria evaluasi di atas, selanjutnya dibuat instrumen evaluasi. Instrumen evaluasi perencanaan pembelajaran meliputi komponen-komponen pembelajaran (termasuk indikator pembelajaran), materi pembelajaran, sumber pembelajaran (termasuk media dan alat bantu), metode pembelajaran (termasuk pendekatan, strategi, teknik, atau kegiatan pembelajaran), dan evaluasi pembelajaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Instrumen evaluasi tersebut selengkapnya adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>1. Tujuan Pembelajaran (termasuk indikator)</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
a). Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran, yaitu tidak multi penafsiran tetapi merupakan hasil belajar yang dapat diamati dan diukur.</div>
<div style="text-align: justify;">
b). Ruang lingkup tujuan pembelajaran, yaitu setidaknya mencakup perilaku siswa pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.</div>
<div style="text-align: justify;">
c). Kejelasan tingkatan tujuan dari kompetensi yang paling sederhana ke yang paling kompleks.</div>
<div style="text-align: justify;">
d). Kesesuaian tujuan dengan kompetensi dasar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>2. Materi Pembelajaran</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
a). Materi pembelajaran dipilih dan diorganisir berdasarkan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai atau dikuasai setelah pembelajaran berlangsung.</div>
<div style="text-align: justify;">
b). Materi pembelajaran yang diajarkan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa, seperti siswa yang lambat belajar (<i>lower</i>), cepat belajar (<i>higher</i>), punya minat tinggi, atau motivasi belajar yang kuat.</div>
<div style="text-align: justify;">
c). Cara penyampaian materi pembelajaran sesuai dengan karakteristik pelajaran, misalnya hirarki, fakta, konsep, prosedural, atau spiral, dari materi pembelajaran yang mudah ke yang sukar, dari sederhana ke kompleks, dari konkrit ke abstrak, atau dari yang dekat ke yang jauh.</div>
<div style="text-align: justify;">
d). Materi pembelajaran disampaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
e). Materi pembelajaran dikaitkan dengan pengetahuan lain yang relevan atau dengan kehidupan sehari-hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>3. Sumber Pembelajaran (media pembelajaran atau alat bantu)</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
a). Sumber pembelajaran sesuai dengan tujuan sehingga dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai.</div>
<div style="text-align: justify;">
b). Sumber pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran sehingga dapat membantu siswa memahami lebih baik tentang apa yang diajarkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
c). Sumber pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa, seperti siswa yang lambat belajar (<i>lower</i>), cepat belajar (<i>higher</i>), punya minat tinggi, atau motivasi belajar yang kuat, kognitif, sikap, dan keterampilan siswa.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR-_u7O4yGcjc3yX0gul0OATYbMMlEMpjl5KKsKPGlXrVfbShufmw" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Kriteria dan Instrumen Evaluasi" border="0" src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR-_u7O4yGcjc3yX0gul0OATYbMMlEMpjl5KKsKPGlXrVfbShufmw" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi bersumber dari Google</i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i><b>4. Metode Pembelajaran (pendekatan, strategi, teknik, atau kegiatan pembelajaran)</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
a). Metode pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi.</div>
<div style="text-align: justify;">
b). Metode pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran sehingga dapat membantu siswa memahami pelajaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
c). Metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa, seperti siswa yang lambat belajar (<i>lower</i>), cepat belajar (<i>higher</i>), punya minat tinggi, atau motivasi belajar yang kuat, kognitif, sikap, dan ketrampilan siswa.</div>
<div style="text-align: justify;">
d). Strategi pembelajaran berkaitan dengan ketepatan waktu penyajian pembelajaran, artinya setiap tahapan pembelajaran harus disajikan degan proporsi alokasi waktu (5-10% untuk kegiatan pendahuluan, 70-80% kegiatan inti dan 10-15% untuk kegiatan penutup). Alokasi waktu ini tidak baku tergantung dari guru yang melaksanakan pembelajaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>5. Evaluasi Pembelajaran</b></div>
<div style="text-align: justify;">
a). Evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Contohnya tujuan berkaitan dengan kognitif dievaluasi dengan cara tertulis, mengukur efektif dengan skala sikap, mengukur psikomotor dengan tes praktek atau perbuatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
b). Prosedur evaluasi yang jelas, yaitu evaluasi awal, evaluasi proses, dan evaluasi akhir, termasuk cara evaluasi yang digunakan (tes dan non-tes).</div>
<div style="text-align: justify;">
c). Instrumen yang dibutuhkan hendaknya tersedia, seperti lembar soal dan kunci jawanab, teknik penilaian, dan sebagainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><i>*) Kutipan langsung dari Buku Perencanaan Pembelajaran, karya Drs. Lukmanul Hakim, M.Pd. hal. 169-170. </i></span></div>
Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-23308895806086434482013-03-25T20:01:00.001+07:002013-03-25T20:01:27.933+07:00Asas Kemandirian Dalam Belajar<div style="text-align: justify;">
Baik asas Tut Wuri Handayani maupun Belajar Sepanjang Hayat secara langsung erat kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas Tut Wuri Handayani pada prinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan siswa untuk mandiri, termasuk mandiri dalam belajar. Dalam kegiatan belajar-mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk ulur tangan apabila diperlukan. Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat dapat diwujudkan apabila didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar, karena adalah tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru atau pun orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator, di samping peran-peran lain: Informator, organisator, dan sebagainya. Sebagai fasilitator, guru diharapkan menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. Sedang sebagai motivator, seorang guru mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar itu. Pengembangan kemandirian dalam belajar ini seyogyanya dimulai dengan kegiatan intrakurikuler, yang dikembangkan dan dimantapkan selanjutnya dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Atau, untuk latar perguruan tinggi: Dimulai dalam kegiatan tatap muka, dan dikembangkan dan dimantapkan dalam kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri. Kegiatan tatap muka atau intrakurikuler terutama berfungsi membentuk konsep-konsep dasar dan cara-cara pemanfaatan berbagai sumber belajar, yang akan menjadi dasar pengembangan kemandirian dalam belajar di dalam bentuk-bentuk kegiatan terstruktur dan mandiri, atau kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler itu.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRuLIZWUN1WOWUdIqHAdZr0_sKuBpBdGPhr7nTVvHpqa-Lezfv_3Q" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Asas Kemandirian Dalam Belajar" border="0" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRuLIZWUN1WOWUdIqHAdZr0_sKuBpBdGPhr7nTVvHpqa-Lezfv_3Q" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi bersumber dari Google</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Terdapat beberapa strategi belajar-mengajar dan atau kegiatan belajar-mengajar yang dapat memberi peluang pengembangan kemandirian dalam belajar. Cara belajar siswa aktif (CBSA) merupakan salah satu pendekatan yang memberi peluang itu, karena siswa dituntut mengambil prakarsa dan atau memikul tanggung jawab tertentu dalam belajar-mengajar di sekolah, umpamanya melalui lembaga kerja. Di samping itu, beberapa jenis kegiatan belajar mandiri akan sangat bermanfaat dalam mengembangkan kemandirian dalam belajar itu, seperti belajar melalui modul, paket belajar, pengajaran berprogram, dan sebagainya. Keseluruhan upaya itu akan dapat terlaksana dengan semestinya apabila setiap lembaga pendidikan, utamanya sekolah, didukung oleh suatu pusat sumber belajar (PSB) yang memadai. Seperti diketahui, PSB itu memberi peluang tersedianya berbagai jenis sumber belajar, di samping bahan pustaka di perpustakaan, seperti rekaman elektronik, ruang-ruang belajar (tutorial) sebagai mitra kelas, dan sebagainya. Dengan dukungan PSB itu asas kemandirian dalam belajar akan lebih dimantapkan dan dikembangkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><i>*) Kutipan langsung dari Buku Pengantar Pendidikan karya Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. S. L. La Sulo, hal. 122-123.</i></span></div>
Anonymousnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-23178163024100638822013-03-23T15:00:00.002+07:002013-03-23T15:00:32.399+07:00Fungsi Motivasi dalam Pembelajaran<div style="text-align: justify;">
Di dalam perumusan ini dapat ditujukan bahwa ada tiga unsur yang saling berkaitan mengenai fungsi motivasi dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem neuropisiologis dalam organisme manusia, misalnya, karena terjadi perubahan dalam sistem pembelajaran atau metode pembelajaran maka timbul motif untuk mengetahui metode yang baru.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan <i>affective arousal</i>. Mula-mula merupakan ketegangan psikologi, lalu merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin bisa dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan. Seseorang terlibat dalam suatu diskusi, karena dia merasakan tertarik pada masalah yang akan dibicarakan maka suaranya akan timbul dan kata-katanya dengan lancar dan cepat akan keluar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang termotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju ke arah suatu tujuan. Respons-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Setiap respons merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan, misalnya si A ingin mendapat hadiah maka ia belajar, mengikuti ceramah, bertanya, membaca buku, dan mengikuti tes.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRbwuHvG-GFDgUMzuNa3vSWWRQ7rEGGRXz9biYVd9BJSuleG5VgRA" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Fungsi Motivasi dalam Pembelajaran" border="0" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRbwuHvG-GFDgUMzuNa3vSWWRQ7rEGGRXz9biYVd9BJSuleG5VgRA" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi bersumber dari Google</i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Ada tiga komponen utama dalam motivasi, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>1. Kebutuhan</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran yang lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakan tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik, ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu, siswa mengubah cara-cara belajarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>2. Dorongan</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b><br /></b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>3. Tujuan</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar. Pada kasus siswa mengambil les atau privat dan bersemangat belajar tinggi tersebut menunjukkan bahwa siswa bertujuan lulus UMPTN dan diterima di fakultas kedokteran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><i>*) Kutipan langsung dari Bahan Ajar Pendidikan dan Pembelajaran karya Dra. Hj. Sri Awan Asri, M.Pd. dan Yuliwati, M.Pd. h. 72-73.</i></span></div>
Anonymousnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-297195485881750022013-03-22T17:15:00.003+07:002013-03-22T17:15:54.361+07:00Landasan Filosofis Pendidikan Nasional<div style="text-align: justify;">
Landasan filosofis pendidikan nasional adalah Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Landasan filosofis pendidikan nasional berasumsi sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Segala sesuatu berasal dari Tuhan sebagai pencipta. Hakikat hidup bangsa Indonesia adalah berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan perjuangan yang didorong oleh keinginan luhur untuk mencapai dan mengisi kemerdekaan. Selanjutnya, keinginan luhur, yaitu (a). negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur; (b). melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh bangsa tumpah darah Indonesia; (c). memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa; (d). ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
b. Pancasila merupakan mazhab filsafat tersendiri yang dijadikan landasan pendidikan, bagi bangsa Indonesia yang dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 2, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
c. Manusia adalah ciptaan Tuhan, bersifat mono-dualisme dan monopluralisme. Manusia yang dicita-citakan adalah manusia seutuhnya, yaitu manusia yang mencapai keselarasan dan keserasian dalam kehidupan spiritual dan keduniawian, individu dan sosial, fisik dan kejiwaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
d. Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman, pemikiran, dan penghayatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
e. Perbuatan manusia diatur oleh nilai-nilai yang bersumber dari Tuhan, kepentingan umum dan hati nurani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
f. Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSAtsU5_ufdVmUu46-UBC2QFU_PW2J6IQcswDukjgTt1j2DdK9X" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Landasan Filosofis Pendidikan Nasional" border="0" src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSAtsU5_ufdVmUu46-UBC2QFU_PW2J6IQcswDukjgTt1j2DdK9X" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi bersumber dari Google</i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
g. Kurikulum berisi pendidikan umum, pendidikan akademik, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, dan pendidikan profesional.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
h. Mengutamakan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan penghayatan. Berbagai metode dapat dipilih dan dipergunakan dalam rangka mencapai tujuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
i. Peranan pendidik dan anak didik pada dasarnya berpegang pada prinsip keteladanan <i>ing ngarso sung tulado, ing madya mangun karso</i>, dan <i>tut wuri handayani</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><i>*) Kutipan langsung dari Buku Ilmu Pendidikan karya Drs. Tatang M. Si. h. 36-37.</i></span></div>
Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-20624704695907352202013-03-21T20:00:00.002+07:002013-03-21T20:00:43.636+07:00Pengertian Peserta Didik<div style="text-align: justify;">
Siapakah Peserta Didik itu?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebut demikian oleh karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang memiliki ciri khas dan otonomi, ia ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus-menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:</div>
<div style="text-align: justify;">
a). Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.</div>
<div style="text-align: justify;">
b). Individu yang sedang berkembang.</div>
<div style="text-align: justify;">
c). Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.</div>
<div style="text-align: justify;">
d). Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penjelasan butir-butir tersebut adalah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>a). Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anak sejak lahir telah memiliki potensi-potensi yang ingin dikembangkan dan diaktualisasikan. Untuk mengaktualisasikannya membutuhkan bantuan dan bimbingan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>b). Individu yang sedang berkembang.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang dimaksud dengan perkembangan di sini adalah perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik secara wajar, baik ditujukan kepada diri sendiri maupun ke arah penyesuaian dengan lingkungan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak manusia lahir bahkan sejak masih berada dalam kandungan, ia berada dalam proses perkembangan. Proses perkembangan ini melalui suatu rangkaian yang bertingkat-tingkat. Tiap tingkat (fase) mempunyai sifat-sifat khusus. Tiap fase berbeda dengan fase lainnya. Anak yang berada pada fase bayi berbeda dengan fase remaja, dewasa, dan orang tua. Perbedaan-perbedaan ini meliputi perbedaan minat, kebutuhan, kegemaran, emosi, intelegensi, dan sebagainya. Perbedaan tersebut harus diketahui oleh pendidik pada masing-masing tingkat perkembangan tersebut. Atas dasar itu pendidikan dapat mengukur kondisi dan strategi yang relevan dengan kebutuhan peserta didik.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSA8ceiXcAV0p8Xc-EWLwQAoFP9Krr9dhL2kC1_W20mW4bZr0eW" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Pengertian Peserta Didik" border="0" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSA8ceiXcAV0p8Xc-EWLwQAoFP9Krr9dhL2kC1_W20mW4bZr0eW" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi bersumber dari Google</i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i>c). Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam proses perkembangannya, peserta didik membutuhkan bantuan dan bimbingan. Bayi yang baru lahir secara badani dan hayati tidak terlepas dari ibunya, seharusnya setelah ia tumbuh berkembang menjadi dewasa ia sudah dapat hidup sendiri. Tetapi kenyataannya untuk kebutuhan perkembangan hidupnya, ia masih menggantungkan diri sepenuhnya kepada orang dewasa, sepanjang ia belum dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa pada diri peserta didik ada dua hal yang menggejala:</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Keadaannya yang tidak berdaya menyebabkan ia membutuhkan bantuan. Hal ini menimbulkan kewajiban orang tua untuk membantunya.</li>
<li>Adanya kemampuan untuk mengembangkan dirinya, hal ini membutuhkan bimbingan. Orang tua berkewajiban untuk membimbingnya. Agar bantuan dan bimbingan itu mencapai hasil maka harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>d). Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam perkembangan peserta didik, ia mempunyai kemampuan untuk berkembang ke arah kedewasaan. Pada diri anak ada kecenderungan untuk memerdekakan diri. Hal ini menimbulkan kewajiban pendidik dan orang tua (si pendidik) untuk setapak demi setapak memberikan kebebasan dan pada akhirnya mengundurkan diri. Jadi, pendidik tidak boleh memaksakan agar peserta didik berbuat menurut pola yang dikehendaki pendidik. Ini dimaksud agar peserta didik memperoleh kesempatan memerdekakan diri dan bertanggung jawab sesuai dengan kepribadiannya sendiri. Pada saat ini si anak telah dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><i>*) Kutipan langsung dari Buku Pengantar Pendidikan karya Prof Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. S. L. La Sulo, h. 52-53. </i></span></div>
Anonymousnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-82773225751291220152013-03-19T21:03:00.000+07:002018-10-16T15:12:36.628+07:00Pengertian Sifat Hakikat Manusia<div style="text-align: justify;">Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsipal (jadi bukan hanya gradual) membedakan manusia dari hewan. Meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama jika dilihat dari segi biologisnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bentuknya (misalnya orang utan), bertulang belakang seperti manusia, berjalan tegak dengan menggunakan kedua kakinya, melahirkan dan menyusui anaknya, pemakan segala, dan adanya persamaan metabolisme dengan manusia. Bahkan beberapa filosof seperti Socrates menamakan manusia itu <i>Zoon Politicon</i> (hewan yang bermasyarakat), Max Scheller menggambarkan manusia sebagai <i>Das Kranke Tier</i> (hewan yang sakit) yang selalu gelisah dan bermasalah.</div><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_PdeJEPUxyTEkXg5AweTvkQZ2Wg0xYiCgKXYJVO9gPzjOhRtRoPoWlw6jeP_oWw9eKNh_6k_oWhYHY0krzRbiAd-MH6Httxpe39Krbenl1OGHMAPX-gtJPBHfQUfrSBNolzb67UQVgd2M/s1600/Sifat+Hakikat+Manusia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="313" data-original-width="414" height="241" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_PdeJEPUxyTEkXg5AweTvkQZ2Wg0xYiCgKXYJVO9gPzjOhRtRoPoWlw6jeP_oWw9eKNh_6k_oWhYHY0krzRbiAd-MH6Httxpe39Krbenl1OGHMAPX-gtJPBHfQUfrSBNolzb67UQVgd2M/s320/Sifat+Hakikat+Manusia.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pengertian Sifat Hakikat Manusia (Credit image: http://aisyazuhdiana.blogspot.com)</td></tr>
</tbody></table><br />
<div style="text-align: justify;">Kenyataan dan pernyataan tersebut dapat menimbulkan kesan yang keliru, mengira bahwa hewan dan manusia itu hanya berbeda secara gradual, yaitu suatu perbedaan yang dengan melalui rekayasa dapat dibuat menjadi sama keadaannya, misalnya air karena perubahan temperatur lalu menjadi es batu. Seolah-olah dengan kemahiran rekayasa pendidikan orang utan dapat dijadikan manusia. Upaya manusia untuk mendapatkan keterangan bahwa hewan tidak identik dengan manusia telah ditemukan. Charles Darwin (dengan teori evolusinya) telah berjuang untuk menemukan bahwa manusia berasal dari primata atau kera, tetapi ternyata gagal. Ada misteri yang dianggap menjembatani proses perubahan dari primata ke manusia yang tidak sanggup diungkapkan yang disebut <i>The Missing Link</i> yaitu suatu mata rantai yang putus. Ada suatu proses antara yang tak dapat dijelaskan. Jelasnya tidak ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa manusia muncul sebagai bentuk ubah dari primata atau kera melalui proses evolusi yang bersifat gradual.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><i>*) Kutipan langsung dari Buku Pengantar Pendidikan, karya Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. S. L. La Sulo, h. 3.</i></span></div>Anonymousnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-41444687514121410862013-03-18T18:02:00.002+07:002018-07-11T03:12:37.045+07:00Kedudukan Pancasila dalam Negara Indonesia<div style="text-align: justify;">Adapun kedudukan pancasila dalam Negara Republik Indonesia (RI) adalah sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. <i>Sebagai dasar negara</i>, berarti pancasila digunakan untuk mengatur kehidupan negara. Pancasila sebagai dasar negara dapat kita simpulkan dari pembukaan UUD 1945 alenia 4 yang mengatakan <i>"maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia"</i>. Selain itu, dalam Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 sebagai pencabutan Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang P-4 mengatakan bahwa Pancasila sebagaimana dimaksud dalam pembukaan UUD 1945 adalah Dasar Negara NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di negara kita dan digunakan untuk mengatur penyelenggaraan negara. Untuk menghindari terulangnya berbagai tindakan penyimpangan dari Pancasila dan UUD 1945 maka Pancasila digunakan sebagai asas (dasar) kenegaraan. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Tap MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan Tap MPR No. II/MPR/1978. Pancasila merupakan asas untuk berorganisasi dalam masyarakat Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">2. <i>Sebagai pandangan hidup</i>, yang dapat mempersatukan kita, serta memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat kita yang beraneka ragam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">3. <i>Sebagai jiwa dan kepribadian bangsa</i>, berarti Pancasila memberi corak yang khas bagi bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Nilai-nilai Pancasila mungkin saja dimiliki oleh bangsa-bangsa di dunia ini, tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">4. <i>Sebagai tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia</i>, yaitu suatu masyarakat adil dan makmur, merata materil, dan spiritual.</div><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEf0a4Im7VnGwKlsJjPMphBOwH3oDApqavmtVo6rXgIVaNcqQVJ_0PuVPrWbuK_fMQbPYTL8emWNgMGLuHEWLhemdUKrm0sZkkFQBcT3VhmtcaEE4JoMmw_tv17rpbUbsy5Vm-9RKfO84b/s1600/Kedudukan+Pancasila+dalam+Negara+Indonesia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="393" data-original-width="700" height="222" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEf0a4Im7VnGwKlsJjPMphBOwH3oDApqavmtVo6rXgIVaNcqQVJ_0PuVPrWbuK_fMQbPYTL8emWNgMGLuHEWLhemdUKrm0sZkkFQBcT3VhmtcaEE4JoMmw_tv17rpbUbsy5Vm-9RKfO84b/s400/Kedudukan+Pancasila+dalam+Negara+Indonesia.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kedudukan Pancasila dalam Negara Indonesia</td></tr>
</tbody></table><br />
<div style="text-align: justify;">5. <i>Sebagai perjanjian luhur rakyat Indonesia</i>, berarti Pancasila disetujui oleh wakil-wakil rakyat menjelang dan sesudah proklamasi. Disetujui karena digali dari nilai luhur budaya bangsa yang sesuai kepribadian bangsa dan lebih teruji kebenarannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">6. <i>Sebagai sumber dari segala sumber hukum</i>, artinya Pancasila menjadi sumber segala peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia atau segala peraturan perundangan yang berlaku di negara kita, tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Pancasila sumber segala sumber diatur dalam Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 jo ketetapan MPR No. V/MPR/1973 jo ketetapan MPR No. IX/MPR/1978 maka seiring adanya reformasi Tap MPR tersebut di atas dicabut dengan ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan dalam Tap MPR No. III/MPR/2000 dinyatakan:</div><div style="text-align: justify;">a). Pancasila sebagai filsafat bangsa adalah Pancasila diterima oleh semua golongan masyarakat Indonesia sehingga dapat mempersatukan berbagai paham dan golongan dari keanekaragaman bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila mengikat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.</div><div style="text-align: justify;">b). Pancasila sebagai ideologi nasional adalah keseluruhan pandangan sila-sila keyakinan dan nilai bangsa Indonesia yang perlu diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><i>*) Kutipan langsung dari Bahan Ajar Pendidikan Pancasila h. 2-3, karya Dr. Sri Rahayu Pudjiastuti, M.Pd. dan Drs. Pakijo. </i></span></div>Anonymousnoreply@blogger.com29tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-87351020912378938372013-03-17T04:28:00.004+07:002018-07-11T03:05:55.771+07:00Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka<div style="text-align: justify;">Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>1. Nilai Dasar Pancasila yang Abadi</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nilai dasar yaitu hakikat kelima sila Pancasila, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai dasar tersebut merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang sifatnya universal sehingga dalam nilai tersebut terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-nilai yang baik dan benar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>2. Nilai Instrumental yang Berkembang Dinamis</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Betapapun pentingnya nilai-nilai dasar tersebut, namun sifatnya belum proporsional, artinya kita belum dapat menjabarkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk pada adanya Undang-Undang sebagai pelaksanaan hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 memerlukan penjabaran lebih lanjut sebagai arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran lebih lanjut ini kita namakan nilai instrumental.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nilai instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang dijabarkannya. Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang sama, dalam batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Penjabaran itu jelas tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang dijabarkannya. Dokumen konstitusional yang disediakan untuk penjabaran secara kreatif dari nilai-nilai dasar itu adalah ketetapan MPR, peraturan perundang-undangan, dan kebijakan-kebijakan pemerintah lainnya.</div><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKSAUHGIqI8D9JWyJuURL2wVMzZ0J_YswXDogmK3uzbxQB-oNGGymbP2K_CJ54nP6kz-snI-O-N3lAHjuWDIinrt1gVAsiVyKL0xHJCAno9F1L8moBjdNkxWR-NHKP53g75-5UdCNG26en/s1600/Nilai-Nilai+Pancasila+Sebagai+Ideologi+Terbuka.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="800" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKSAUHGIqI8D9JWyJuURL2wVMzZ0J_YswXDogmK3uzbxQB-oNGGymbP2K_CJ54nP6kz-snI-O-N3lAHjuWDIinrt1gVAsiVyKL0xHJCAno9F1L8moBjdNkxWR-NHKP53g75-5UdCNG26en/s320/Nilai-Nilai+Pancasila+Sebagai+Ideologi+Terbuka.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka</td></tr>
</tbody></table><br />
<div style="text-align: justify;"><b>3. Nilai Praksis</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam bentuk pengalaman yang bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam pengamalan nilai praksis inilah akan tampak apakah penjabaran serta eksplisitasi nilai-nilai dasar ideologi Pancasila itu sesuai atau tidak dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dinamika masyarakat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><i>*) <span style="font-size: x-small;">Kutipan langsung</span> dari Bahan Ajar Pendidikan Pancasila h. 9-10, karya Dr. Sri Rahayu Pudjiastuti, M.Pd dan Drs. Pakijo</i></span></div>Anonymousnoreply@blogger.com30tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-7590878958838825032013-03-11T12:57:00.001+07:002013-03-11T13:10:48.726+07:00Contoh Soal Induksi Matematika<div style="text-align: justify;">
<i>Bismillahirrahmanirrahim...</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kali ini Zuwaily akan mencoba menjelaskan mengenai Induksi Matematika, kebetulan materi ini Zuwaily sedang pelajari di tempat kuliah. Semoga bermanfaat ya... ^^</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa itu Induksi Matematika? Induksi Matematika adalah suatu metode pembuktian yang absah dalam metode Matematika.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Langkah-langkah Induksi Matematika adalah sebagai berikut:</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>p(n) = 1 adalah benar ---> (basis).</li>
<li>Misalkan, kita asumsikan p(n) adalah benar ---> (induktif).</li>
<li>p (n +1), juga harus benar.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh 1</div>
<div style="text-align: justify;">
Misalkan:</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-rc0yqwBie4U/UT1kpJ7pGYI/AAAAAAAAAlE/w1LJCYnBlUk/s1600/Contoh+1+Induksi+Matematika.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Contoh Soal 1 Induksi Matematika" border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-rc0yqwBie4U/UT1kpJ7pGYI/AAAAAAAAAlE/w1LJCYnBlUk/s1600/Contoh+1+Induksi+Matematika.png" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Contoh 2</div>
<div style="text-align: justify;">
Perhatikan tabel berikut ini!</div>
<table align="center" border="1px solid"><tbody align="center">
<tr> <td>Bilangan Genap ke-n</td> <td>Penjumlahan Bilangan Genap</td> <td>Hasil</td> <td>Terkaan</td> </tr>
<tr> <td>1</td> <td>2</td> <td>2</td> <td>1 x 2</td> </tr>
<tr> <td>2</td> <td>2 + 4</td> <td>6</td> <td>2 x 3</td> </tr>
<tr> <td>3</td> <td>2 + 4 + 6</td> <td>12</td> <td>3 x 4</td> </tr>
<tr> <td>4</td> <td>2 + 4 + 6 + 8</td> <td>20</td> <td>4 x 5</td> </tr>
<tr> <td>...</td> <td>...</td> <td>...</td> <td>...</td> </tr>
<tr> <td>n</td> <td>2 + 4 + 6 + 8 + ... + 2n</td> <td>...</td> <td>n(n + 1)</td> </tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Sehingga didapat:</div>
<div style="text-align: justify;">
2 + 4 + 6 + 8 + ... + 2n = n(n + 1)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka Induksi Matematikanya:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. P (1) = n(n+1)</div>
<div style="text-align: justify;">
= 1 (1 + 1)</div>
<div style="text-align: justify;">
= 1 . 2</div>
<div style="text-align: justify;">
= 2 ---> Benar</div>
<div style="text-align: justify;">
2. P (n) = n(n + 1)</div>
<div style="text-align: justify;">
Misalkan n = 3</div>
<div style="text-align: justify;">
P (3) = 3 (3 +1)</div>
<div style="text-align: justify;">
= 3 . 4</div>
<div style="text-align: justify;">
= 12 ---> Benar</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Untuk P (n + 1)</div>
<div style="text-align: justify;">
2 + 4 + 6 + 8 + ... + 2n = n(n + 1)</div>
<div style="text-align: justify;">
Maka:</div>
<div style="text-align: justify;">
2 + 4 + 6 + 8 + ... + 2n + 2n = (n + 1) ((n + 1) + 1)</div>
<div style="text-align: justify;">
= (n + 1) (n +2)</div>
<div style="text-align: justify;">
Sehingga (gunakan sifat-sifat bilangan):</div>
<div style="text-align: justify;">
2 + 4 + 6 + 8 + ... + 2n + 2n = (2 + 4 + 6 + 8 + ... + 2n) + 2n</div>
<div style="text-align: justify;">
= n(n + 1) + 2(n + 1)</div>
<div style="text-align: justify;">
= (n + 1) (n +2)</div>
<div style="text-align: justify;">
Terbukti! Antara ruas kanan dan ruas kiri sama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin hanya dua contoh soal saja yang dapat Zuwaily berikan, kebetulan nulisnya cukup lama ^_^. Nah, sebagai bahan latihan sobat semua. Coba sobat kerjakan sesuai dengan tabel contoh 2, namun menggunakan penjumlahan bilangan ganjil. Apakah terbukti?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salam Matematika dan hangat dari Zuwaily.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Alhamdulillah...</i></div>
Anonymousnoreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-69585703377164069642013-02-13T19:14:00.002+07:002013-02-13T19:14:50.439+07:00Motivasi Diri Ketika Nge-Blog<div style="text-align: justify;">
<i>Bismillahirrohmanirrohim...</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memotivasi diri untuk siap ngeblog. Begitu yang ada dipikiran saya ketika memulai tulisan ini. Entah datangnya dari mana pikiran itu sehingga menimbulkan judul di atas, yang pasti selesai merenung sejenak, saya mencoba untuk membuatnya menjadi sebuah tulisan, semoga dapat bermanfaat, setidaknya untuk diri saya sendiri. Motivasi Diri Ketika Nge-Blog.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Apa motivasimu ketika mulai nge-blog?</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu yang saya tanyakan kepada diri saya. Dan dengan jujur saya katakan dalam hati, saya ingin sukses dengan blog saya. Ingin bisa membahagiakan kedua orang tua saya. Ingin berbagi dengan apa yang saya miliki dan dituangkan melalui tulisan. Dan dari beberapa keinginan saya, dengan sangat jujur saya katakan juga, jika saya ingin mendapatkan penghasilan bulanan dari blog saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan ketika berbagai keinginan itu hadir, lalu pertanyaan berikutnya timbul.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Apa yang harus kamu lakukan dengan blog kamu?</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejenak saya berpikir, cukup lama, sampai akhirnya saya mencoba untuk menjawabnya semampu saya. Dengan diawali motivasi tadi, <i>insya Allah</i> saya akan terus berusaha untuk menjaga dan merawat blog yang saya miliki dan tentu saja saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat meningkatkan blog saya meskipun saya sadari jika dunia blog belum saya kuasai dengan baik. Jujur, masih nol besar bagi saya untuk memahami seluk beluk sebuah blog. So, intinya, saya akan tetap berusaha belajar dan terus merawat blog saya. Dan lebih khusus lagi, saya harus bersabar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Diibaratkan, sebuah blog adalah seperti saya sedang membuka sebuah usaha dan butuh proses untuk menjadikannya sebagai 'sesuatu', tidak instan. Bisa bertahun-tahun. Dan tentu saja, pahit-manisnya sebagai seorang blogger -untuk saya pribadi- harus saya terima dan syukuri. Tetap semangat dan pantang menyerah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika apa yang sudah saya siapkan dengan blog saya, pertanyaan berikutnya kembali hadir.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Jika nanti kamu menghadapi sebuah kendala dengan blog kamu, apa kamu akan berhenti atau tetap lanjut?</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan mantap, saya menjawabnya: Tetap lanjut dengan blog saya! Sebab apa, ya karena motivasi tadi -keinginan-keinginan saya- dan melihat betapa panjang perjalanan saya ketika membangun sebuah blog. Jika nantinya ada hal-hal yang tidak mengenakan bagi saya, saya akan tetap harus optimis! Tetap melanjutkan apa yang saya inginkan dari sebuah blog. Dan setidaknya yang lalu dijadikan pengalaman berharga. Bukankah pepatah mengatakan: "Pengalaman adalah guru yang paling berharga."</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSoqLnkrYLYwiK9FTsM5195d4ElU7D8HSdd9VzT8Q48vp8Tbd5jtQ" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Motivasi Diri Ketika Nge-Blog" border="0" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSoqLnkrYLYwiK9FTsM5195d4ElU7D8HSdd9VzT8Q48vp8Tbd5jtQ" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi bersumber dari Google</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Begitu banyak kendala yang dihadapi sebagai seorang blogger, tetapi apa harus menyerah begitu saja? Oh... tidak!!! Berarti apa yang saya inginkan -lebih tepat cita-cita- akan hilang begitu saja. Jadi, saya akan tetap berjalan dan terus berusaha untuk blog-blog saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan selanjutnya, masih banyak pertanyaan berikutnya yang kadang kala menghantui saya. Tetapi saya mencoba untuk belajar bijak, memahami diri sendiri dan kehidupan, serta memandang dari segala arah. Apa yang saya miliki saat ini harus disyukuri dan tetap memotivasi diri untuk tetap ngeblog. Apalagi, tanpa saya sadari sepenuhnya, ternyata beberapa tulisan saya di blog pribadi saya ini menjadi penyemangat ketika membaca kembali tulisan-tulisan saya yang lalu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga diawali dengan motivasi dan niat yang baik ketika membangun sebuah blog, <i>insya Allah</i> akan dimudahkan oleh Allah jika dibarengi dengan doa, usaha, ikhlas, dan tawakal. Yakin dan tetaplah semangat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*) Saya hanya menulis apa yang sedang saya pikirkan, jika tulisan saya di atas masih pusing dibaca atau pun belum menemukan inti (topik) bahasan, saya mohon maaf dikarenakan saya masih dalam tahap belajar menulis. Satu hal, kesempurnaan hanyalah milik Allah swt. dan saya hanya berusaha untuk menjadi baik dari segi menulis ^_^. </div>
Anonymousnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-29169128818700374262013-02-12T19:44:00.001+07:002013-02-12T19:44:05.152+07:00Blog Bikin Galau, Tetap Semangat<div style="text-align: justify;">
<i>Bismillahirrohmanirrohim...</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menjadi seorang blogger seakan menjadi cita-cita saya. Lebih tepat menjadi seorang blogger yang sukses, namun kerap saya berpikir, apakah siap menjadi seorang blogger yang sukses? Sekadar mencoba-coba atau memang sudah mantap dengan keputusan? Siap dengan berbagai macam rintangan yang datang? Siap bersaing dengan jutaan bahkan lebih blogger yang sudah kawakan? Hadduueeehhh... jika saya terus berpikir seperti itu, kapan saya akan melangkah?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai hari ini, saya masih baru -lebih tepat melek mata dan hati ^^- mengenai apa itu blog. Baru tiga tahun saya menggeluti dunia blog. Dan baru fokus ke blog setahun yang lalu, tepatnya awal tahun 2012. Awalnya pun -ketika fokus- karena ingin ikut seperti teman-teman blogger yang lainnya, meraup uang dari ngeblog. Tapi, apa segampang itu meraih uang dari blog? Hiks!!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbagai macam pikiran -ketakutan, kesenangan, dan lain-lain- menyatu, tetapi saya yang masih sangat awam mengenai <i>tetek bengek</i> dunia blogging dan hanya belajar dari saran blogger-blogger senior yang mengajarkan saya dari beberapa tulisan di blog mereka. Satu hal yang saya dapat, yang penting ngeblog itu harus memiliki tujuan yang jelas, tujuan awal membuat blog ketika memang fokus ngeblog. Kemudian buatlah artikel semurni mungkin dari hasil pikiran sendiri. Namun, satu hal lagi yang bikin saya bingung sendiri adalah beberapa istilah blog yang saya sendiri harus garuk-garuk kepala untuk menerjemahkannya. Bahasa Inggris adalah kendala saya. Hiks!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, terlepas dari itu semua. Sampai detik ini, saya -<i>insya Allah</i>- akan tetap fokus di dunia blog meskipun tugas saya di dunia nyata pun cukup menyita -mengajar dan kuliah-, tetapi saya tidak harus menjadikan kesibukan di dunia nyata sebagai alasan untuk tidak ngeblog karena semuanya adalah karena waktu. <i>So</i>, saya harus dapat mengatur waktu untuk ngeblog. Meskipun tidak <i>full time</i> ngeblog, setidaknya <i>part time</i> ngeblog dan waktu untuk ngeblog pun harus lebih banyak dibandingkan dengan tugas dunia nyata.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSLz9Qjfwq6RO7guM6OR-RE56IJlQLLtd8ILKbx7kh3V7HlSAE4kg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Blog Bikin Galau, Tetap Semangat" border="0" src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSLz9Qjfwq6RO7guM6OR-RE56IJlQLLtd8ILKbx7kh3V7HlSAE4kg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi (gambar) bersumber dari Google</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Hiks! Sampai tulisan ini mau selesai, sebetulnya saya juga masih bingung. Masih belum pasti, mau dibawa kemana blog-blog saya nanti. Bisa dikata jika saya sedang galau tingkat tinggi :D. Apalagi dari berbagai macam tulisan blogger senior yang saya baca, ada yang membuat saya optimis dengan blog, dan banyak juga yang bikin saya pesimis. Hiks!!! Dan dengan membaca <i>bismillahirrohmanirrahim</i>, saya tetap jalani saja apa yang saya punya sekarang -blog- dan selalu dijaga dan dirawat meski masih sangat buta dengan dunia blog.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Bismillah... bismillah... bismillah...</i> yakin dengan tujuan semula dan update artikel sesuai jadwal, plus berdoa kepada Allah, <i>insya Allah</i> pengunjung blog bisa bertambah dan naik secara perlahan namun pasti. Sabar adalah kunci utamanya, begitu persepsi sederhana saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
So, tetap semangat ngeblog meski rintangan dan ranjau sudah siap menghadang di depan. <i>Bismillah!!!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*Mungkin tulisan saya masih ruwet dibaca sebab saya sendiri masih belajar menulis. Ya, setidaknya mencoba daripada garuk-garuk kepala karena pusing mikirin apa yang mau ditulis dan akhirnya gak jadi nulis ^_^.</div>
Anonymousnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-12615018822027974542013-02-10T09:25:00.001+07:002013-02-10T09:25:05.088+07:00Pendidikan Sebagai Ilmu dan Eksistensinya<div style="text-align: justify;">
Ilmu pengetahuan sering disebut ilmu. Pengetahuan dari kata tahu yang artinya mengerti sesudah melihat, menyaksikan atau mengalami. Pengetahuan merupakan kumpulan dari banyak tahu disusun secara sistematis, berdasarkan logika dan menggunakan metode tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, hal yang demikian disebut ilmu pengetahuan. Pengetahuan tentang sesuatu disebut ilmu, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Mempunyai objek atau lapangan pembahasan yang jelas sehingga dapat dipisahkan dengan objek ilmu yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Memiliki metode tertentu yang dapat digunakan untuk mempelajari ilmu itu sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Bersifat sistematis, artinya pengetahuan tersebut disusun secara runtut, sehingga mudah dipelajari.</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Mempunyai kegunaan atau fungsi, artinya ilmu tersebut ada gunanya bagi kehidupan manusia pada umumnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang disebut eksistensi adalah keberadaan ilmu pendidikan itu sendiri di antara ilmu-ilmu yang lain. Untuk mengetahui keberadaan ilmu pendidikan di antara ilmu-ilmu yang lain, kita perlu mengetahui klasifikasi atau penggolongan ilmu pengetahuan pada umumnya.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR3KBCDaTDTPZVwjB8IA7ZGSEV-kC3-3wjrLvQbSeIxEgFplLrDzA" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Pendidikan Sebagai Ilmu dan Eksistensinya" border="0" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR3KBCDaTDTPZVwjB8IA7ZGSEV-kC3-3wjrLvQbSeIxEgFplLrDzA" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi (gambar) bersumber dari Google</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Piet Sahertian menggolongkan ilmu pengetahuan menurut sistemnya, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Ilmu-ilmu murni, yang berdiri sendiri, lepas dari empiri atau pengalaman, contoh: matematika.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Ilmu-ilmu pengalaman, berdasarkan pengalaman. Jadi, objeknya gejala kehidupan, contoh: gejala alam, gejala hidup, dan situasi pendidikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ilmu-ilmu empiris dibagi menjadi dua bagian, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Ilmu-ilmu alam, yang objeknya bersifat alam.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Ilmu-ilmu rohani, yang objeknya bersifat rohaniah, seperti; ilmu normatif, yang disusun berdasarkan norma atau tujuan yang akan dicapai dan ilmu deskriptif yang disusun berdasarkan proses terjadinya ilmu itu sendiri.</div>
Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-68053907507911401292013-02-10T09:02:00.001+07:002013-02-10T09:02:45.396+07:00Unsur-Unsur Dalam Bermain Drama<div style="text-align: justify;">
Bermain drama pada hakikatnya memperagakan gerak, ucapan, dan mimik mengikuti pola yang ada. Pola di dalam drama sudah ditentukan oleh naskah atau cerita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu permainan drama dapat berlangsung jika memenuhi beberapa unsur. Adapun unsur-unsur tersebut antara lain:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Naskah atau Cerita Drama</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Naskah drama ditulis oleh penulis naskah dari bentuk cerita biasa menjadi naskah drama. Bentuk naskah drama berbeda dengan bentuk naskah cerita biasa. Isi naskah drama, biasanya terdiri atas dua bagian, yaitu narasi dan dialog.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Narasi, berupa kalimat berita, biasanya berisikan keterangan. Fungsi narasi dalam naskah drama adalah untuk memperjelas cerita sehingga mudah diperagakan. Adakalanya naskah drama sedikit sekali menggunakan narasi. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas sutradara untuk mengembangkan naskah tersebut. Narasi berfungsi untuk memberikan keterangan maka bagian ini tidak dilisankan atau tidak dibaca bersuara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dialog, biasanya berbentuk kalimat langsung. Dialog adalah kalimat langsung yang harus diucapkan oleh pemain sebagai ucapannya sendiri. Dalam mengucapkan dialog, setiap pemain seakan-akan tidak membaca, melainkan berbicara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perhatikan contoh narasi dan dialog berikut ini:</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>(Dalam suatu ruangan, beberapa orang sedang membicarakan kecelakaan lalu lintas)... Narasi.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Kecelakaan seperti itu sebenarnya tidak perlu terjadi..." Dialog.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Tugas dan Fungsi Sutradara</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sutradara disebut juga pengatur laku. Ia bertanggung jawab atas terlaksananya permainan drama serta memimpin, mengarahkan, dan mewujudkan naskah menjadi suatu permainan drama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di dalam setiap latihan oleh peran, sutradara memberikan pengarahan sesuai dengan konsep yang diterapkannya. Jika terjadi kesalahan maka sutradara akan memperbaikinya sehingga benar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sutradara juga menunjuk dan memilih pemain yang sesuai dengan peran yang akan dimainkannya. Pegangan utama sutradara adalah naskah. Dengan demikian, sutradara terikat oleh kehendak naskah itu. Dalam hal tertentu, sutradara dapat mengubah ketentuan dalam naskah sepanjang tidak mengubah isi pokoknya. Misalnya, sutradara dapat meniadakan pemain yang dipandang tidak perlu, atau mengubah adegan di dalam ruangan menjadi di luar ruangan, dan sebagainya.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcREtxcvLpcyY6IfMsWEnvvnGDJPIeeMuWL4jBs-1O7xlQgptPUr" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Unsur-Unsur Dalam Bermain Drama" border="0" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcREtxcvLpcyY6IfMsWEnvvnGDJPIeeMuWL4jBs-1O7xlQgptPUr" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi (gambar) bersumber dari Google</i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Peran Pemain</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemain lazim pula disebut aktor (pemain pria) atau aktris (pemain wanita). Pemain adalah pemeran tokoh-tokoh cerita dalam naskah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap pemain harus menghayati peran yang akan dimainkannya. Misalnya, untuk memerankan tokoh sebagai sopir bus kota maka pemain harus mengetahui sifat dan karakter sopir bus kota, kemudian ia memerankan tokoh tersebut sebagai dirinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam menghayati perannya, seorang pemain dapat melakukan pengamatan atau observasi. Ia bisa mempelajari bagaimana tingkah laku tokoh yang akan diperankannya. Dengan melakukan pengamatan, diharapkan ia akan dapat bermain atau berperan dengan baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4. Alat Pendukung dalam Bermain</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alat bermain drama sudah ditentukan di dalam naskah. Yang dimaksud alat permainan di sini adalah pelengkap di dalam permainan drama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alat-alat dalam drama berfungsi sebagai alat bantu agar permainan drama tampak sebagai kejadian yang sebenarnya. Misalnya, untuk membuat ruang tamu diperlukan seperangkat peralatan, seperti meja, kursi, lampu, hiasan, dan lain-lain. Dengan demikian, ruangan tersebut benar-benar tampak seperti ruang tamu. Penataan ruangan dengan berbagai peralatannya disebut dekorasi.</div>
Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-17996040955685509262013-02-08T20:02:00.002+07:002013-02-08T20:02:34.809+07:00Aplikasi Teori Behavioristik dalam Kegiatan Pembelajaran<div style="text-align: justify;">
Aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respons atau perilaku tertentu dapat dibentuk karena dikondisi dengan cara tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan <i>reinforcement</i>, dan akan menghilang bila dikenai hukuman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teori tersebut hingga sekarang masih merajai praktek pembelajaran di Indonesia. Hal ini tampak dengan jelas pada penyelenggaraan pembelajaran dari tingkat paling dini, seperti Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, bahkan sampai di Perguruan Tinggi, pembentukan perilaku dengan cara drill (pembiasaan) disertai dengan <i>reinforcement</i> atau hukuman masih sering dilakukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti; tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa, media, dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, dan tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar atau siswa. Siswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena teori behavioristik memandang bahwa sebagai sesuatu yang ada di dunia nyata telah terstruktur rapi dan teratur maka siswa atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan lebih dulu secara ketat. Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum, dan keberhasilan belajar atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah. Siswa atau peserta didik adalah objek yang harus berperilaku sesuai dengan aturan sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri siswa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas "mimetic", yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada ketrampilan yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks atau buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks atau buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQYpXOqu5KvkVv1cD-xkA7SCPNCK73IU3TpW4G2ihIR1FXtWCgZ" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Aplikasi Teori Behavioristik dalam Kegiatan Pembelajaran" border="0" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQYpXOqu5KvkVv1cD-xkA7SCPNCK73IU3TpW4G2ihIR1FXtWCgZ" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi (gambar) bersumber dari Google</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Evaluasi belajar dipandang sebagai bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan siswa secara individual.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara umum, langkah-langkah pembelajaran yang berpijak pada teori behavioristik yang dikemukakan oleh Siciati dan Prasetya Irawan (2001) dapat digunakan dalam merancang pembelajaran. Langkah-langkah tersebut meliputi:</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.</li>
<li>Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi pengetahuan awal (<i>entry behavior</i>) siswa.</li>
<li>Menentukan materi pelajaran.</li>
<li>Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil, meliputi pokok bahasan, sub pokok bahasan, topik, dan sebagainya.</li>
<li>Menyajikan materi pelajaran.</li>
<li>Memberikan stimulus, dapat berupa: pertanyaan baik lisan maupun tertulis, tes atau kuis, latihan, atau tugas-tugas.</li>
<li>Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan siswa.</li>
<li>Memberikan penguatan (<i>reinforcement</i>) (mungkin penguatan positif ataupun penguatan negatif), ataupun hukuman.</li>
<li>Memberikan stimulus baru.</li>
<li>Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan siswa.</li>
<li>Memberikan penguatan lanjutan atau hukuman.</li>
<li>Demikian seterusnya.</li>
<li>Evaluasi hasil belajar.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><i>*) Kutipan langsung -ringkasan kecil- dari Buku Belajar dan Pembelajaran karya Dr. C. Asri Budiningsih.</i></span> </div>
Anonymousnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-57003889573671112192013-02-08T02:58:00.001+07:002013-02-08T02:59:24.369+07:00Cita-citaku Setinggi Langit<div style="text-align: justify;">
Manusia punya cita-cita, begitu kata semua orang. Jika manusia tidak punya cita-cita sama juga dengan manusia tidak ingin hidup, tidak punya tujuan hidup.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sederhananya saja, sebagaimana yang dijelaskan di salah satu surah alquran yang kurang lebih artinya adalah sebagai berikut: "<i>Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku.</i>" -harap dikoreksi jika salah ^_^-. Jadi, jelas jika manusia diciptakan oleh Allah swt. itu punya tujuan yang sudah ditetapkan -beribadah kepada Allah swt.-.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tetapi, terlepas dari penggalan ayat di atas. Saya hanya ingin bergumam sedikit melalui tulisan ini apa yang sedang menikam pikiran saya, yaitu cita-cita. Apa cita-citaku? Seperti yang tertulis di judul tulisan sederhana saya ini, adalah <b>Cita-citaku Setinggi Langit</b>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yup, memang berlebihan atau terlalu berangan-angan. Setinggi langit? Langit yang mana? Apakah tingginya langit sudah dapat diukur oleh kemampuan manusia? Entahlah..., bagi saya mungkin itu hanya pengandaian saja. Lebih kepada penyemangat diri jika cita-cita yang harus ditanamkan ke dalam diri itu harus bisa setinggi langit, begitu persepsi sederhana saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, cita-cita itu masih terkubur di ranah waktu. Entah kapan saya sendiri dapat mewujudkan -lebih tepat menjemput- cita-cita saya itu agar bisa berbarengan, bergandengan tangan, mengarungi bahtera perjalanan hidup ini. Ya, sampai saat ini saya masih menuju kepada jalan dimana cita-cita saya sedang duduk termangu menunggu saya. Saya yakin, dia pasti senang jika saya datang dengan senyum, lapang dada, ikhlas, dan tentu saja saya menjemputnya -<i>insya Allah</i>- atas dasar saya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah kepada-Nya.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT_EztkVxuiRYnB3pSpRvqrKEy-vRiznrSeUxscfFRkIr1TmMUJ" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cita-citaku Setinggi Langit" border="0" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT_EztkVxuiRYnB3pSpRvqrKEy-vRiznrSeUxscfFRkIr1TmMUJ" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi (gambar) bersumber dari Google</i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Lalu cita-cita yang setinggi langit itu apa?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hmmm..., saya belum berani untuk menuliskannya di sini sebab cita-cita saya itu masih terdampar di sebuah kertas yang ada di samping tempat saya tidur. Setidaknya, saya membaginya dengan beberapa kategori:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Pertama</i>, cita-cita saya mengenai pendidikan. Ya..., saya ingin menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Pendidikan yang bukan hanya pendidikan, tetapi pendidikan yang sangat berarti. Pendidikan sepanjang hayat meskipun saya sendiri sudah bertekad untuk mampu melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang strata tiga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Kedua</i>, wiraswasta. Setiap orang pasti membutuhkan usaha agar hidupnya di dunia ini terjamin dan salah satu jalan adalah membuka usaha. Semoga saja ada kesempatan untuk menjemput cita-cita saya ini. <i>Amin</i>. <i>Insya Allah</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Ketiga</i>, selamat dunia - akhirat ^_^. Agak klasik memang, tetapi memang begitulah tujuan hidup manusia seluruhnya. Ingin selamat dunia dan di akhirat, setidaknya jika dikerucutkan pemahaman 'selamat dunia-akhirat' adalah cukup segalanya dalam hidup di dunia dan di akhirat. Untuk di dunia, cukup buat makan, minum, beli rumah, beli mobil, beli motor, beli tanah, :D dan diakhirat cukup masuk surga saja. <i>Aamiin...</i> ^_^.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun terlepas dari guyonan di atas, cita-cita yang sudah ditanamkan di dalam diri tidak akan terwujud jika tanpa dibarengi oleh hal-hal yang menjadi penunjangnya. Saya sendiri, hanya menanamkan prinsip sederhana agar cita-cita saya itu terwujud meskipun masih dalam proses, yaitu <b>DUIT (Doa + Usaha + Ikhlas + Tawakal)</b>. Hanya itu, disamping juga meyakinkan diri jika apa yang dicita-citakan -<i>insya Allah</i>- akan terwujud. <i>Amin Allahumma Amin</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
So, sudahkah sobat semua memiliki cita-cita setinggi langit?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin tulisan di atas masih agak berantakan sebab salah satu cita-cita saya yang masih saya jemput dalam perjalanan adalah menjadi seorang penulis ^_^. So, harap maklum jika tulisan saya tersebut tidak enak dibaca atau pun tidak sesuai dengan selera sobat. Namun, saya sendiri sangat berharap jika ketika sobat membaca tulisan saya di atas adalah sebagai pengaminan dari cita-cita saya yang tersirat ^_^.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salam hangat dari Zuwaily.</div>
Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-62971625607666321182013-02-01T00:08:00.002+07:002013-02-01T00:08:37.255+07:00Cinta, Ketika Alam Semesta Bicara<div style="text-align: justify;">
Beberapa waktu yang lalu, sangat lama, -mungkin- aku pernah merasakan apa yang manusia rasakan. Seperti halnya cinta. Sebuah gejolak yang merasuk di dada, lebih tepatnya hati. Aku terpaut oleh satu sosok yang bagiku adalah istimewa, bagiku sempurna dalam hal buta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku terkagum-kagum. Berdecak, hampir semuanya luruh olehnya. Rasaku, jiwaku, hatiku, dan segala apapun -baik lahir dan zahirnya- adalah untuknya. Semuanya terpendam oleh satu hal yang seharusnya -jika kuajarkan akal untuk segera mengajarkan hati- mungkin tak akan membuat sebuah penghinaan bagi hidup.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa waktu yang lalu, ya ketika masa-masa berhasrat menaik ke atas nafsu yang melampaui batas. Rona-rona yang mengelabui maupun menghipnotis segala akal sehat dan gerak. Ketika semua yang salah dibenarkan atas namanya. Dan kurasa, aku terjebak. Aku tak mengira jika alam semesta akan berbicara dan berteriak lantang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>kau seumpama keledai yang terguyur umpan</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>seumpama pasir-pasir yang tersapu ombak</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>seumpama daun-daun yang gugur ketika hijau</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br />
</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>kau adalah api yang menjalar ketika air tak terbenam</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>adalah bintang tak berkelip ketika hujan turun</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>adalah racun berubah madu</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br />
</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>kau terdedah pada alpa</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>pada siksa batin yang tergusur oleh jarak</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>waktu dan diri</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku hanya diam ketika semua yang sudah kulakukan adalah salah. Air mata dan keringat yang turun ketika harus bergelut dengan malam, jatuh menghantui hari-hari yang lalu. Meski hanyalah silam, tetapi jika berkutat apalah daya ketika dada merengut untuk tak segera berpisah, tak segera meninggalkan sebuah penyesalan. Semoga tak berlanjut, tetapi aku adalah fana.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQEMsfkagY8l1RLqGzSth6nPpWgYmk_TLSboWROjh4HthxPdcCKlw" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cinta, Ketika Alam Semesta Bicara" border="0" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQEMsfkagY8l1RLqGzSth6nPpWgYmk_TLSboWROjh4HthxPdcCKlw" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi (Gambar) bersumber dari Google</i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i>Tetapi tahukah engkau wahai kawan,</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akulah sang durja yang menatap wajah pada pandangan yang hina. Akulah sang khianat yang bertutur mesra padahal hati menikam durja. Akulah sang senja yang mati sebelum pagi menyinarkan cahayanya pada dunia. Entahlah, saat itu aku buta. Saat itu aku terantuk oleh beberapa kekuatan nafsu yang berdiri atas nama cinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pun sampai saat ini, jika harus berada dalam genggaman alam semesta yang gulita, wajah dan jasad menghantui meski aku sedang menikmati segelintir sisa dari kemahatololan yang tercipta oleh jiwa. Dan harus kuakui jika yang lalu tak akan pernah hilang, tak akan pernah sirna, pun tak akan pernah lenyap ketika wajah-wajah berkumpul di sebuah medan pengadilan. Bukumu! Buktimu! Menelanjangi diri pada mereka yang tak pernah tahu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan itulah cinta. Cinta yang salah bagiku sebagai manusia yang tak sempurna. Cinta yang tak dapat dimengerti oleh akal dan hati. Aku hanya dapat mengatakan jika aku terjebak! Terjebak oleh halusinasi yang panjang sehingga alam pun berteriak, menenggelamkan mimpi-mimpi dajjal, mengosongkan cita-cita berkarat. Sebab cinta, cinta, dan cinta mengantarkan pada hampa, pada nafsu yang ditertawakan iblis. <i>Aku menang!</i>, begitu yang dikata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Dan tahukah engkau wahai kawan,</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cinta berupaya mengambil makna meski sebenarnya makna mengedepankan cinta untuk mengenal dan mengerti alam semesta agar ia tak berteriak lantang. Tahukah, jika di balik pengekangan cinta adalah Tuhan yang mencipta kepada hamba yang dhoif untuk digunakan dan merasakan sebuah anugerah agar tak tersesat. Kuharap adalah sebuah cinta yang berujung pada sandaran rahman dan rahim-Nya hingga menikam. Jiwa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Jakarta -dalam detak jam menuju waktu-, 2013</i></div>
Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5332085461291885778.post-91816954765972967472013-01-31T22:30:00.003+07:002013-01-31T22:35:13.503+07:00Kepada Malam, Cinta dan Rindu Itu Datang<div style="text-align: justify;">
Sampai kapan harus bertahan? Seumpama tertekan di batin. Terpenjara di jeruji milik sendiri. Tetapi malam yang sudah datang, mencoba untuk menemaniku. Membuat sesuatu yang berbeda meski malam saat ini sama seperti malam-malam sebelumnya yang kulewati. Entah apa yang membuatku harus menulis seperti ini. Entah apa, seolah ada bisikan yang menyuruhku untuk segera menggerakkan jemari ke atas <i>keyboard</i> meski kutahu harus sampai kapan aku bertahan menjadi orang yang kaku. Orang yang takut. Gelisah tumpah ruah kepada malam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya kepada malam aku dapat membuka cakrawala renungan. Membuat beberapa sketsa kehidupan sebuah perjalanan panjang. Tempat perenungan. Teman sepenanggungan. Dan hanya malam yang lebih mengerti akan apa yang harus kuperbuat, apa yang telah aku perbuat, pun apa yang sedang aku perbuat, tak pelak pikiran juga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cinta... Rindu...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah satu paket yang tak terpendam. Rindu datang sebab adanya cinta, pun cinta hadir karena adanya rindu. Begitu persepsi sederhanaku. Pun saat ini aku sedang dilanda oleh dua kata tersebut meski kumasih meragukan apa yang sedang kucintai dan kurindui?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebab aku belum mengerti meski inikah yang sedang kurasa?</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSKZtkhIe0ajzmEbAnkPnjfVC053i4uEX2v0F3PLXPj7LS2Hv9tSg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Kepada Malam, Cinta dan Rindu Itu Datang" border="0" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSKZtkhIe0ajzmEbAnkPnjfVC053i4uEX2v0F3PLXPj7LS2Hv9tSg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi (Gambar) bersumber dari Google</i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i>cinta... rindu...</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>dalam benak si kerdil</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>seumpama pejamkan mimpi dan nyata</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>alam yang beda, sendiri</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>menyiksa namun menikmati</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>pada hati, pada jiwa, pun pada hidup</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>cinta... rindu...</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>layakkah singgah dan menginap untuk masa yang lama</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>di hati?</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan aku tak mampu untuk menerjemahkan berbagai macam makna yang tersebar. Aku belum mampu mendeskripsikan dua kata itu. Aku hanya sedang merasakannya, menikmatinya, dan merasukkan segala rasa ke dalamnya. Hati, ruh, jiwa, dan jasad.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan hanya kepada malam saat ini kutumpahkan sebaris kata, sejelek makna untuk dapat dimengerti, setidaknya untuk diri sendiri. Apa cinta dan rindu itu?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Jakarta -dalam sebuah lamunan malam-, 2013</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya sebuah catatan langsung yang entah mengelabuiku atau tidak melalui bisikan malam yang tak panjang. Hanya selintas sesaat hati bercengkrama dengan khayal dan maya yang tak tersentuh sedikit pun sebab aku belum mengenal Tuhan seutuhnya meski mencoba mengenal-Nya dan jatuh cinta kepada-Nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cinta... Rindu...</div>
Anonymousnoreply@blogger.com0